PWMU.CO – Shalat Tarawih di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) dilakukan pimpinan Kwarwil Hizbul Wathan Jawa Timur, Rabu (3/4/2024).
Para pimpinan terdiri Ketua Kwarwil HW Jatim Ramanda Fathurrahim Syuhadi, Wakil Ketua Khusnul Abidin, Moh. Ernam, Abdurrahim, dan Bunda Murni.
Awalnya acara silaturahmi dengan Rektor Umla Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat SKep Ners MKes. Semula pertemuan dijadwal sebelum Magrib, karena Pak Rektor masih memberikan kajian, maka mereka harus menunggu sampai Magrib.
Menjelang Magrib masuk Masjid Ki Bagus Hadikusumo yang terletak di depan kampus untuk buka puasa dan shalat. Di depan masjid sudah ditata soto Lamongan yang disiapkan oleh takmir untuk jamaah.
Tempat wudhu berada di lantai satu. Sangat luas. Terpisah antara perempuan dan laki-laki. Juga ada toilet. Tempat shalat berada di lantai dua. Di lantai ini juga ada ruang pertemuan.
Selesai shalat pimpinan HW Jatim audiensi dengan Pak Rektor hingga adzan Isya. Lalu kembali ke masjid lagi sekaligus shalat tarawih.
Masjid ini cukup besar bisa menampung seribu jamaah. Arsitekturnya mengikuti gaya arsitektur Asia Tengah.
Masjid ini menjulang tinggi dengan kubah utama yang sangat unik. Kubah-kubah masjid sekarang tren tersusun dari logam bentuk wajik, tapi kubah Masjid Ki Bagus Hadikusumo bermotif.
Ada ukiran-ukiran geometris kaligrafis seperti pada masjid-masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur Asia Tengah.
Kubah disanggah oleh delapan tiang utama yang dibentuk dari delapan titik persegi delapan. Bentuk masjid ini persegi delapan, seperti bentuk yang biasa digunakan untuk lambang-lambang yang bernuansa islami. Bentuk persegi delapan ini juga digunakan untuk Masjid Raya Medan.
Dari persegi delapan ini, empat sudutnya dibangun menara yang tinggi menjulang. Sementara empat sudut yang lainnya dibangun mihrab dan pintu-pintu keluar masuk masjid.
Yang unik justru pada penyanggah kubah. Delapan tiang utama yang menjulang tinggi, berpilin. Antar tiang saling tersambung dan membentuk lingkaran. Inilah dudukan kubah yang menyanggah kubah utama.
Tersambungnya antar tiang utama ini dengan model berpilin membuat diaroma semakin mistis. Ditambah ukiran kaligrafis di setiap ruangnya semakin menguatkan nuansa arsitektur Asia Tengah seperti Uzbekhistan, negerinya Imam Bukhari.
Kaca-kaca yang menghias masjid ini juga luar biasa. Seperti kaca-kaca pada gedung-gedung bergaya Eropa. Kusennya sangat tinggi dan penuh ukiran.
Dari kaca ini bisa menerobos masuk cahaya sinar matahari sehingga siang hari sangat terang di dalam. Tapi tidak membuat panas.
Di ruang utama ini jamaah itu dibagi dalam dua bagian. Paling depan untuk imam dan jamaah laki-laki. Mulai bagian tengah ke belakang untuk jamaah perempuan.
Di atasnya ada lantai dua berbentuk setengah lingkaran tempat jamaah perempuan juga. Dihubungkan oleh tangga di sisi kanan dan kiri untuk naik.
Shalat tarawih dilaksanakan empat rakaat satu salam dua kali. Ditutup witir tiga rakaat. Pukul delapan shalat tarawih sudah selesai. Dilanjut kultum.
Masjid ini dilengkapi tujuh AC portable. Berdiri di setiap pojok. Membuat suasana masjid sejuk dan nyaman untuk shalat, iktikaf, maupun kegiatan lain.
Jamaah merasa nyaman di masjid ini karena tempatnya yang fleksibel. Tidak terlalu luas. Jamaah bisa akses masuk dengan leluasa.
Rektor Umla Abdul Aziz berencana menjadikan ruang lantai bawah sebagai museum Muhammadiyah. Bisa untuk pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Pimpinan Kwarwil HW Jatim dari Umla meneruskan perjalanan ke Masjid asy-Syifa RS Muhammadiyah Lamongan untuk iktikaf.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto