PWMU.CO – Isi liburan, kader PCNA GKB berguru menjahit ke Aisyiyah GKB, Senin (15/4/2024) sore. Momentum libur Hari Raya Idul Fitri 1445 yang akan segera berakhir pada Selasa (16/4/2024) begitu berharga.
Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Gresik Kota Baru (GKB) Nugra Heny Apriliah SPd bersama Sekretarisnya Sayyidah Nuriyah SPsi memanfaatkan waktu liburan mereka. Anggota Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Ranting Aisyiyah III GKB Tampi Rahayu menyambut dengan tangan terbuka.
Heny awalnya menyampaikan motif mereka semangat belajar menjahit. “Saya bisa menjahit, tapi gak bisa mengukur polanya. Saya punya mesin jahit portabel. Sayang nggak dipakai,” ujarnya.
Mendengar itu, Tampi menyampaikan dirinya senang bisa kedatangan mereka berdua. “Malah senang, jadi ilmu jariyah. Pas saya ada waktu, daripada menganggur,” jawabnya.
Wanita berusia 62 tahun itu memang mengisi hari-harinya dengan melayani jasa menjahit pakaian. Di tengah mengajari, ia menceritakan awal mulanya ahli menjahit.
“Saya pernah belajar menjahit 2 bulan di Lamongan,” ujarnya sambil menyebutkan daerah asalnya.
“Waktu SMP ada guru mengajari keterampilan menjahit, saya bisa menjahit sedikit. Setelah lulus SMP, saya minta orangtua untuk fokus menjahit,” lanjut istri Muharjo, Wakil Ketua Bidang Tabligh, Masjid dan Pendidikan Kader PCM GKB itu.
Wanita yang fokus menjahit sejak SMEA itu pun dengan semangat menegaskan, “Insyaallah saya nggak pernah malas menjahit.”
Heny sendiri tergerak untuk benar-benar bisa menjahit karena ia menyadari, jika bisa menjahit maka bisa berkreasi untuk diri sendiri. “Semoga ilmunya bermanfaat,” ujarnya bersambut senyuman Tampi.
Pada pertemuan perdana kursus menjahit itu, Tampi memulai dengan mengajarkan cara mengukur badan dan membuat pola dasar baju. Proses belajar berlangsung di teras rumah sampingnya yang terhubung dengan teras rumahnya.
Biasanya di sana ada layanan bimbingan belajar (bimbel) gratis oleh PRM 3. https://pwmu.co/323870/10/25/prm-3-gkb-layani-bimbingan-belajar-gratis-untuk-umum/ Alamatnya di Jalan Lamongan Dalam Nomor 6 GKB, Gresik, Jawa Timur.
Bikin Pola Dasar Baju
Pelajaran pertama, Tampi membahas tentang sembilan bagian tubuh yang perlu diukur. Yakni panjang baju, lebar bahu, panjang lengan; lingkar bahu atas, badan lengan, perut, pinggul dan bawah.
Tampi langsung praktik mengukur badan Heny dan menekan titik-titik yang perlu diukur. “Panjang baju ditambah 5 centimeter untuk lipatan dan jahitan atas,” ujarnya berbekal penggaris 100 centimeter.
Setelah itu, mereka lanjut belajar membuat pola dasar baju di koran untuk ukuran seperempat badan. “Tarik garis memanjang (vertikal) sesuai panjang baju. Kasih tanda titik pada 23 centimeter dari atas garis ini untuk menandai posisi lingkar badan, kasih tanda titik lagi pada 40 centimeter selanjutnya untuk menandai lingkar perut,” tuturnya.
Kemudian, lanjut memberikan tanda titik pada 60 centimeter berikutnya untuk menandai lingkar pinggul. “Ini standar orang dewasa. Kalau anak-anak dikurangi beberapa centimeter. Kalau orangnya tinggi, ditambahi 1-3 centimeter,” jelasnya.
Pada titik-titik tersebut, lanjut Tampi, bikin garis horizontal untuk membuat lebar baju. Ada rumus khusus dalam membuat garis melintang ini. “Untuk ukuran lebar bahu yang tadi sudah kita ukur, itu dibagi 2 dan ditambah 1,5 centimeter untuk jahitan,” terangnya.
Begitupula untuk pola lebar lingkar pinggul. “Ukuran lebar pinggul dibagi 4. Saya tambahi 2,5 centimeter untuk jahitan,” ungkapnya.
Lebar pola bagian perut juga demikian. “Lingkar perut dibagi 4. Kalau minta ada sekengan ditambah 2,5 centimeter,” imbuhnya.
“Lingkar dada juga dibagi 4 lalu ditambah jahitan 2,5 centimeter. Lingkar bawah dibagi 4 lalu ditambah jahitan 2,5 centimeter. Supaya gamis bagian samping bawahnya tidak terlalu menyentuh lantai, maka bagian bawahnya kita buat melingkar. Kasih tanda titik setinggi 3 centimeter dari bawah,” tuturnya. Kali ini ia memakai penggaris Polaris yang melingkar.
Sejak mengukur badan hingga menyelesaikan satu pola dasar untuk gamis itu, mereka memakan waktu 55 menit. Tapi ternyata proses ini belum berakhir.
Mereka masih lanjut bikin pola dasar untuk separuh lengan. “Panjang lengan ditambah 5 centimeter, ditambah 3 centimeter untuk lipatan,” imbuhnya.
Kemudian pertanyaan datang dari Sayyidah bagaimana jika ingin ada sakunya. Dengan terampil, Tampi lanjut mengajari cara menandai pola untuk saku. “Untuk saku, mulai dari titik lingkar perut, memanjang sampai 34 centimeter,” terangnya sambil menandai pola dasarnya.
Pola itulah yang selanjutnya ditempel di kain yang akan dijahit. Ia juga berbagi tips, “Kainnya saya setrika dulu sebelum ditempeli pola dan dipotong.”
Karena adzan Maghrib berkumandang, pelajaran hari pertama mereka berakhir pada membuat pola dasar itu. Kedua kader Nasyiah itu tak sabar menanti pertemuan berikutnya dengan teman-teman kader Nasyiah GKB lainnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni