PWMU.CO – Penuh haru dan emosional, momen nobar semifinal AFC Cup antara Timnas U-23 Indonesia versus Uzbekistan di Smamda, Senin (29/4/24) malam.
Laga panas semifinal Piala Asia U-23 antara timnas Indonesia dan Uzbekistan. Partai tersebut menjadi ujian bagi timnas Garuda Muda agar bisa melangkah ke Olimpiade Paris bulan Juli 2024.
Laga ini sangat dinantikan para pecinta bola di tanah air. Berbagai tempat menyelenggarakan nobar untuk mendukung tim Garuda Muda, termasuk SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda). Demi mendukung Timnas, Smamda Sidoarjo mengelar nonton bareng (nobar) di lapangan basket sekolah.
Kepala Smamda Zainul Arifin menyampaikan, ide nobar muncul dua hari sebelumnya. “Meskipun mendadak dengan persiapan waktu yang terbatas, acara ini harus terselenggara dengan baik,” ujarnya pada rapat koordinasi panitia.
Acara nobar bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). “Semua kebutuhan nobar di-support Umsida, sedangkan untuk teknis acara pihak Umsida mengikuti susunan acara dari panitia Smamda,” ungkap Pak Je, panggilannya.
Disambut Antusias
Sementara itu, Ketua Panitia Furghon Zendy Halim menjelaskan, sejak diposting flyer acara nobar, antusias masyarakat untuk menonton sangat tinggi. “Banyak teman-teman panitia yang kemudian di media sosialnya mendapat pesan konfirmasi kehadiran di acara nobar tersebut,” tuturnya.
Susunan acara, lanjut dia, diawali dengan open gate pada pukul 20.00 yang disusul pembukaan oleh MC. Ada juga pemutaran video sambutan kepala sekolah dan pembagian doorprize menjelang kick off babak pertama dimulai.
“Saat nobar dimulai diramaikan tim suporter dari Smamda Holic. Kami juga menyediakan minuman dan makanan ringan secara gratis untuk penonton yang hadir,” paparnya.
Jeda babak pertama, MC kembali membagikan doorprize pada penonton yang hadir. Usai pembagian doorprize, menjelang babak kedua, Krisna, siswa kelas XII Smamda yang menjadi pembawa acara ini mengintruksikan penonton untuk berdiri dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Suasana penuh kesyahduan menyelimuti para penonton saat menyanyikan lagu tersebut. Mereka semua berdiri dan tangan kanan diletakkan di dada. Semuanya tampak menghayati dengan tatapan mata penuh keharuan.
Pertandingan yang Menguras Emosi
Jalannya pertandingan antar kedua timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan berlangsung dengan intensitas tinggi. Serangan demi serangan diupayakan untuk memperoleh kemenangan.
Pada menit ke-60 pemain Indonesia melakukan serangan melalui umpan lambung pemain nomor 12 Pratama Arhan langsung menusuk menuju gawang Uzbekistan. Bola kemudian jatuh di kaki Ramadhan Sananta sebelum kemudian diumpan ke Muhammad Ferrari.
Pemain dengan nomor punggung 3 yang juga mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), itu lalu melesakkan tendangan yang tidak bisa dibendung kiper lawan. Gol!
Sontak, para penonton nobar di lapangan basket meluapkan emosi kegembiraan dengan berteriak, gol..goll!! Mereka berdiri, melompat, dan bahkan ada yang berlarian keliling lapangan dengan membawa bendera merah putih. Suasana seketika riuh dengan hadirnya gol tersebut.
Drama Sepak Bola
Namun kegembiraan itu sirna, ketika wasit Shen Yinhao dari China memberi isyarat untuk melihat monitor VAR. Dalam tayangan rekam ulang, salah seorang pemain Indonesia tampak dalam posisi offside.
Wasit akhirnya memutuskan untuk menganulir gol yang telah dicetak Muhammad Ferrari. Skor kembali 0-0. Suasana yang tadinya euforia itu berubah senyap. Para penonton meluapkan emosi kekecewaan dengan teriakan, huuuuhh….
Drama kembali terjadi di menit ke-80, kapten timnas Indonesia Rizky Ridho Ramadhani mendapat kartu merah. Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, itu dianggap wasit melakukan pelanggaran keras saat membuang bola.
Lagi-lagi teknologi VAR menampilkan rekam adegan yang merugikan timnas Indonesia. Pertandingan penuh drama ini berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan Uzbekistan dan berhak melaju ke final. Di partai final mereka akan head to head dengan Jepang. Sedangkan Garuda Muda akan melakoni pertandingan versus Irak dalam perebutan tempat ketiga.
Saat pertandingan berakhir, Pak Je menyampaikan kesedihan atas kekalahan timnas Indonesia. Di sisi lain, dia bersyukur panitia telah sukses menyelenggarakan acara nobar.
“Alhamdulillah, selama acara tidak ada kendala teknis semuanya lancar. Tempat juga aman, tertib, dan terkondisikan. Penonton yang hadir luar biasa banyak dan ramai di luar dugaan. Terima kasih semua panitia,” ucapnya. (*)
Penulis Muhammad Mauludy Falaakhy. Editor Darul Setiawan.