PWMU.CO – Siswa SD Mugeb Satria Abimana Supranata meraih Juara Umum di Ajang Olimpiade Kurikulum Merdeka tingkat Nasional (OKMN) yang digelar Lembaga penelitian dan pengembangan Ais Institute pada 3-4 Februari 2024 secara online.
Siswa kelas II Al Mulk SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik Jawa Timur ini terpilih sebagai juara umum dalam OKMN. Anak pertama dari pasangan Yogik Supranata dan Fellysia Agustina itu mengaku sangat senang setelah tahu dirinya dinobatkan sebagai juara umum, peraih nilai tertinggi dari kelas I-VI pada tanggal 18 Februari 2024.
Kedua orangtuanya pun tidak menyangka bisa dapat juara umum, karena Abi sendiri mengungkapkan kalau dia kesusahan.
“Mungkin lagi lucky (beruntung) Abinya. karena saya sangat yakin, semua anak yang ikut lomba itu semua anak hebat. cuma balik lagi, ada faktor campur tangan Tuhan yang kita sebut lucky yang mungkin tidak semua anak peroleh saat itu,” ungkap Fellysia, ibunda Abi.
Dihubungi melalui Whatsupp Fellysia mengaku untuk meraih kemenangan ini tidak ada strategi yang spesial. semua sama seperti layaknya teman-teman yang lainnya. Dari kecil Abi sudah nampak bakat di bidang matematika.
“Dia sering diikutkan lomba-lomba bidang matematika. Kadang menang, sering juga kalah. Untuk mengasah bakat nya, Abi juga dimasukkan bimbingan belajar khusus matematika di Kumon,” ucapnya.
Melalui Kumon ini, lanjutnya, setiap hari Abi mendapatkan PR (pekerjaan rumah). Jadi mau tidak mau Abi setiap hari selalu berhadapan dengan perhitungan. Ya mungkin ini semoga menjadi salah satu manfaat bagi Abi untuk mengasah kemampuan berhitungnya.
Untuk kegiatan belajar, menurutnya, sama seperti anak yang lain seusianya. “Abi bukan tipe anak yang ambisi. Jadi dalam belajar kadang semangat, kadang juga tidak. Dalam mengikuti lomba-lomba juga tidak selalu berpatokan untuk menang. Dia menjalaninya dengan sangat santai dan enjoy,” terangnya.
Fellysia menjelaskan, untuk waktu belajarnya, Abi ini agak sedikit unik. mungkin agak tidak biasa menurut orang-orang. Dia start belajarnya dari pukul 21.00 WIB, yang mana mungkin kebanyakan anak-anak sudah tidur.
“Nah, Sebelum pukul 21.00 WIB, Abi biasanya malah menggunakan waktunya untuk bermain dengan teman-temannya kemudian main HP. Baru kemudian pukul 21.00, dia dengan otomatis mulai belajarnya, dari mengerjakan PR bimbel, muroja’ah dll. Lama belajarnya sekitar 1-2 jam,” katanya.
Ketika belajar, Abi kerap selalu didampingi ibundanya. Misalnya terkait hal-hal yang tidak jelas dalam materi atau yang lainnya termasuk murajaahnya, juga dibantu untuk menyimak.
Abi yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan cucu pertama dari keluarga papanya ini diakui sang bunda banyak mendapatkan stimulus-stimulus positif yang diterima dari kecil.
“Jadi waktu kehadiran Abi itu memang kami sangat fokus pada Abi. Ibaratnya semua perhatian tercurah ke Abi. Pada saat kecil semua yang bisa saya ajarkan saya ajarkan semua. Mulai dari berhitung, berbicara. Alhamdulillah dari kecil Abi dengan gampang menerima setiap hal-hal baru yang saya ajarkan. Lambat laun, setelah saya amati, Abi sepertinya lebih kuat di matematikanya. Jadi semakin saya asah lagi bidang matematikanya, salah satunya dengan saya masukan bimbingan belajar,” ujarnya.
Sewaktu kecil Abi sering bermain dengan tantenya, yang usianya selisih 10 tahunan. Kebetulan tantenya ini juga cukup berprestasi. Punya beberapa piala. Sejak kecil Abi sudah berkeinginan untuk bisa punya piala yang melebihi tantenya ini. Jadi waktu masih TK saat ada lomba-lomba, dia sangat semangat, karena termotivasi ingin mengalahkan jumlah piala tantenya.
Abi pernah ada di masa ikut lomba berturut-turut tapi belum beruntung, kalah terus. titik terendahnya Abi sampai nangis-nangis dari tempat lomba sampai di rumah. Saya biarkan dia meluapkan kekecewaannya.
“Setelah dia tenang baru saya, papanya, memberikan nasihat-nasihat bahwa kalah memang itu biasa. Sekarang, dia sudah mulai terbiasa. Cuma memang tidak bisa dipungkiri masih ada kekecewaan kalau pas tidak menang,” ungkapnya. (*)
Penulis Kaiisnawati. Editor Ichwan Arif.