PWMU.CO – IMM Komisariat Alfarezi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menggelar nonton bareng (nobar) dan bedah film Titir, Selasa (30/4/2024).
Kegiatan ini digelar di Ruang D3.16 lantai 3 kampus 1 UMG dengan dihadiri Bidang keilmuan kader komisariat Alfarezi.
Titir adalah sebuah film karya Pemuda Muhammadiyah Cabang Weleri Kendal yang penuh akan makna dan pesan dakwah juga pendidikan. Acara nobar dan diskusi ini mengundang Kazue Salzabella Rachelinda SPd sebagai pemateri.
Dia adalah demisioner Ketua Umum Komisariat Alfarezi Periode 2020-2021 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang (PC) Nasyiatul aisyiyah Manyar dan berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di SD Muhammadiyah Manyar.
Kader Alfarezi Immawati Assita Aminatus yang bertugas sebagai moderator menyampaikan Kazue, sapaan akrabnya, demisioner Ketum Alfarezi ini sangat luar biasa dan patut jadi panutan.
“Selain aktif sebagai aktivis kader persyarikatan, beliau juga guru yang multitalenta dengan segudang prestasi, salah satunya peraih medali emas lomba inovasi pembelajaran guru OlimpicAD VII Bandung Nasional di tahun 2024,” katanya.
Ketua Bidang Keilmuan Ken Adiwidya Cahya Elkarim mengatakan kegiatan nobar ini bertujuan sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan dakwah dan pendidikan kepada kader komisariat Alfarezi.
Hal ini digambarkan dalam film melalui perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam menjalani lika-liku proses menghidupkan Muhammadiyah dan mendirikan Filantropi tahun 1922.
Ketua Pelaksana Nobar Nawalul Widat menambahkan bahwa dalam film ini memberikan kesan spirit filantropi yang luar biasa, juga inspiratif dan informatif. Salah satu kutipan yang menarik dari KH Ahmad Dahlan dalam film tersebut.
“Kamu tidak akan mencapai derajat yang sempurna sebelum kamu mengorbankan apa yang kamu cintai. Pernyataan ini sesuai dengan pesan yang terkandung dalam Surah Ali Imran ayat 92,” tambahnya.
Usai nobar, dilanjutkan dengan bedah film dipandu pemateri dengan mengulas kembali isi dari film Titir yang sudah ditonton bersama. Pemateri mengajak peserta berdiskusi agar lebih interaktif, kemudian dilanjutkan dengan membagi peserta kedalam beberapa kelompok.
Di sesi ini, masing-masing kelompok diberikan studi kasus berkaitan dengan kandungan film tersebut, kemudian masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan ditanggapi kelompok lain.
Tak lupa, di akhir sesi pemateri juga memberi reward kepada beberapa peserta terpilih. Pemateri mengucapkan terima kasih atas undangannya sehingga bisa hadir ditengah-tengah kader Alfarezi yang sekarang.
“Kegiatan seru bermanfaat seperti ini mulai jarang diagendakan komisariat lain. Ia berharap semoga dari kegiatan ini kader Alfarezi bisa menjadi kader yang semakin progresif dan mampu menerapkan spirit filantropi,” katanya.
Spirit Filantropi kita untuk saat ini, tidak harus dengan menyumbang materi dalam nominal yang banyak atau menyumbang barang seperti di film.
“Cukup teman-teman luangkan waktu dan tenaga untuk berjuang dan memperjuangkan ikatan dan persyarikatan sebagai kader ortom. Hidupkan komisariat ini, jadikan Alfarezi sebagai ladang dakwah kita semua. Sesuai kata KH Ahmad Dahlan, Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah,” tambahnya.
Peserta Syakilah mengaku dalam acara nobar ini seru karena selain menonton juga sambil belajar. “Salah satu momen yang cukup epik dalam film ini adalah waktu perabotan rumah dijual, Nyai Siti Walidah menangis bukan karena sedih, akan tetapi bersyukur karena dalam keadaan serba kekurangan pun masih mampu dan tak gentar berjuang untuk Muhammadiyah dan Agama Islam,” ungkapnya.
Ketua Umum Komisariat Alfarezi Malik Fajar Anjang Perdana menyampaikan terima kasih kepada bidang keilmuan dan panitia pelaksana yang sudah menggelar acara ini.
Fajar berharap semoga dengan adanya acara seru seperti ini dapat mendorong semangat kader Alfarezi menjadi kader yang militan. “Dari film ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa loyalitas terhadap ikatan dan persyarikatan juga kepedulian kepada sesama,” tambahnya. (*)
Penulis Sony Elvianto Hermawan. Editor Ichwan Arif.