PWMU.CO – Kalimat halalbihalal yang populer di Indonesia itu menjadi kupasan ceramah Hajriyanto Y. Thohari, Duta Besar RI di Lebanon.
Dia berceramah di acara Halalbihalal PWM Jatim di Gedung Muhammadiyah Jatim Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (4/5/2024).
Dia menyampaikan topik ceramah Antropologi Halalbihalal.
Hajriyanto menjelaskan, kalimat halalbihalal terdiri tiga kata dalam bahasa Arab yaitu halal bi halal. ”Kalau bentuk makrifah maka bentuknya menjadi alhalalu bilhalali,” katanya.
Masalahnya, sambung dia, bahasa Arab sendiri tidak pernah berkenalan dengan struktur kalimat atau frasa seperti itu.
”Jadi ini betul-betul bahasa Arab made in Sidoarjo. Orang Arab tidak pernah bisa paham apa maksud kalimat halalbihalal tersebut,” jelasnya yang mengundang tawa hadirin.
Dia menerangkan, orang Arab juga tidak ada tradisi halalbihalal yang diisi dengan ucapan permohonan maaf.
Menurut dia, tradisi ini muncul di masyarakat karena orang yang paling susah memberi maaf ya orang Indonesia, maka harus meminta terlebih dahulu.
Lantas dia membacakan penggalan surat Ali Imran ayat 134. ”wa ‘aafina ‘anninaas”
”Perintah al-Quran bukan meminta maaf, perintah al-Quran itu memaafkan, tetapi di Indonesia itu harus meminta maaf. Tentu meminta maaf itu perbuatan mulia, tetapi yang justru diperintahkan al-Quran menjadi pemaaf,” ujarnya.
Sebagai sifat Allah yang Maha Pengampun seperti banyak diterangkan dalam al-Quran. Misalnya surat al-Furqan ayat 70.
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَٰتٍ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hajriyanto mengungkapan selalu mengajak ber-Muhammadiyah secara bergembira, orang Muhammadiyah harus bisa membedakan mana yang prinsip, mana yang aksesori, mana yang strategis, mana yang taktis.
”Jadi orang Arab jarang meminta maaf, dan karena itu tidak dipasangkan halalbihalal dengan ucapan meminta maaf seperti orang Indonesia minta maaf lahir batin,” katanya.
Orang Arab yang santri, kata dia, ketika Idul Fitri mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum memiliki arti semoga Allah menerima amalanku dan amalan kalian.
”Kemudian ditambahi ja’alna minal aidin walfaizin kullu aam wa antum bi khair,” ujarnya.
Namun ucapan yang terakhir itu, tambah Hajriyanto, di tradisi orang Arab ucapan selamat untuk hari besar apapun. ”Hari kemerdekaan negara juga pakai ucapan itu. Juga Hari Natal mereka mengucapkan milad majid kullu aam wa antum bi khair. Milad majid artinya kelahiran agung. Ucapan itu lebih aman dari sisi akidah,” ujarnya.
Demi PWM Jatim
Hajriyanto juga bercerita, sebenarnya akhir April lalu sebagai Duta Besar RI untuk Lebanon melaksanakan pertemuan di Ankara Turki.
”Tahun ini tahun keenam saya menjadi duta besar di Lebanon. Di Lebaran tahun ini saya pulang ke Indonesia, karena sudah lima tahun tidak mudik waktu Lebaran, maka saya mudik pada Lebaran ini,” ceritanya.
Kemudian pada Senin (29/4/24), dia ditelepon untuk menghadiri rapat kerja penting Timur Tengah di Ankara.
”Saya Senin malam itu cari tiket terus terbang ke Turki. Selesai acara kemarin tanggal 2 Mei 2024 jam delapan malam kembali ke Indonesia, karena saya ingat janji menghadiri halalbihalal PWM Jatim,” ungkapnya.
Padahal, sambung dia, tinggal terbang satu jam lagi dari Ankara ke Istanbul, terus kembali ke tempat kerja di Lebanon, tapi demi Muhammadiyah Jatim rela hadir di halalbihalal ini.
”Bukan maksud saya ingin ditukar tiket saya, sebagai duta besar saya sudah dibiayai negara RI, tapi sudah terlalu lama saya tidak berceramah,” seloroh Hajriyanto disambut tawa hadirin.
Penulis Mahyuddin Syaifulloh Editor Sugeng Purwanto