PWMU.CO – Ketua PWM Jatim bahas kunci dekatkan habluminannas di Halalbihalal yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten Gresik, Ahad (5/5/2024).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr dr Sukadiono MM menyampaikannya di Hall Sang Pencerah lantai 8 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Awalnya ia menyampaikan, “Atas nama PWM Jatim kami mengucapkan taqabbalallahu minnawaminkum. Mohon maaf lahir dan batin. Barangkali selama kepemimpinan kami ada yang kurang berkenan.”
Dokter Suko, sapaan akrabnya, lantas mengutip penjelasan makna Idul Fitri sebagaimana yang ada di buku berjudul “Wawasan al-Quran” karya Quraish Shihab. “Idul itu kembali. Fitri mengandung dua makna. Pertama, makna tempat. Kedua, makna keadaan,” terangnya.
Buku itu kata Suko memuat penjelasan, ketika seorang manusia melakukan kesalahan pada Allah maka mengakibatkan hubungan dirinya dengan Allah menjadi jauh. Ia pun mengajak jamaah belajar dari Nabi Adam dan Iblis.
“Karena dosa kesombongan yang menganggap dia (iblis) diciptakan lebih dari Nabi Adam maka muncul sikap takabbur. Ini mengakibatkan iblis diusir Allah dari surga,” terangnya.
Tapi, lanjut Suko, akhirnya iblis hidup sampai kiamat. “Iblis menjerumuskan nabi Adam dan keturunannya,” imbuhnya.
Penggalan surat al-Baqarah ayat 168 akhirnya ia bacakan. Artinya, “… Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu melanjutkan, “Iblis dikeluarkan dari surga sehingga iblis bertempat di mana-mana. Bahkan mungkin di sekeliling kita ada setannya.”
Kemudian, menukil an-Nas, Suko mengungkap bagaimana Iblis menjerumuskan dengan rasa was-was di hati. “Nabi Adam diciptakan Allah di surga. Silakan nikmati semua di surga kecuali jangan kamu dekati pohon khuldi! Tapi karena iblis mangkel, dendam, kepada Adam karena dikeluarkan Allah dari surga, iblis pun menggoda Nabi Adam dengan tipu daya hingga Nabi Adam terjerumus. Nabi Adam diminta Allah pindah dari surga ke dunia,” kisahnya.
Nabi Adam yang awalnya Allah ciptakan dalam keadaan suci, tanpa dosa, lalu Nabi Adam melanggar pesan Allah. “Adam pun hubungannya menjadi renggang dengan Allah,” ungkap pria kelahiran Jombang, 18 Desember 1968 itu.
Kunci Dekatkan Hubungan
Adapun yang membedakan antara iblis dan manusia adalah iblis tidak bertaubat. “Ia bersumpah akan menjerumuskan manusia,” ujar Suko.
Kata Suko, Iblis berbeda dengan Nabi Adam yang bertaubat dalam doanya sebagaimana tertera pada al-A’raf ayat 23:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ini doa pertaubatan. Ketika nabi Adam melakukan pertaubatan, Nabi Adam kembali dekat dengan Allah. Ia kembali suci,” terang Bendahara PWM Jatim 2015-2022 itu.
“Sama dengan kita. Ketika sesama manusia melakukan kesalahan. Maka yang terjadi hubungan dengan sesama manusia akan semakin jauh. Ketika kita atau orang lain berbuat salah kepada kita maka kita akan menjauh,” lanjut alumnus Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini.
“Bagaimana kita menjadi dekat dengan orang yang berbuat salah kepada kita atau sebaliknya? Maka satu-satunya jalan adalah saling memaafkan. Memaafkan adalah kunci medekatkan hablumminannas!” tegasnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post