PWMU.CO – Mudik dan halalbihalal menjadi bahasan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Prof Dr Biyanto MAg di acara halalbihalal PDM Lamongan di Umla, Kamis (2/5/2024) pagi.
Kegiatan ini mengusung temaMerekatkan Ukhuwah Kebangsaan untuk Lamongan Berkemajuan.
Di awal kajiannya, Prof Biyanto mengutip surat Thaha ayat 25 sampai 28. Dalam surat itu terdapat doa Nabi Musa ketika hendak datang kepada Firaun.
رَبِّ اشْرَح لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku.
Jadi, menurut Prof Biyanto, kata وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي kita kaitkan dengan kata halalbihalal itu nyambung.
“Jadi halalbihalal itu seperti ada kekakuan di antara kita, maka yang kaku bisa dilemaskan, yang kurang cair bisa dicairkan, yang sulit agar dipermudah, kalau ada yang buntu maka bisa terbuka untuk menerima hidayah Allah swt,” jelas pria kelahiran Gampang Sejati, Kecamatan Laren ini.
Karena itu, lanjutnya, di halalbihalal intinya bagaimana kita menambah teman. Jadi وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي itu mengubah cairan, yang awalnya suasana beku menjadi cair, yang kaku bisa mudah menerima masukan-masukan.
Pria kelahiran 10 Oktober 1972 ini mengutip disertasi orang Jerman, judulnya Ramadhan in Java. Dalam disertasi itu salah satunya mengamati tradisi orang Jawa ketika menyambut Ramadhan.
“Terutama bagi orang Lamongan yang merantau, biasanya hawa-hawa kampung halaman itu sangat menyengat jika menjelang Ramadhan. Apalagi menjelang Idul Fitri,” lanjutnya.
“Saya itu orang Gampang Sejati Laren, kalau waktunya Idul Fitri kalau nggak ketemu sama keluarga itu rasanya beda. Karena itu dengan segala pengorbanan kita mudik ke kampung halaman,” tutur guru besar UIN Sunan Ampel ini.
Menurut Prof Bi, dalam disertasi itu dikatakan ”hawa Ramadhan di kampung halaman itu telah membuat para perantau menjadi punya semangat yang luar biasa untuk kembali ke kampung halamannya.”
Karena, menurutnya, kata mudik kalau kita lihat di kamus Bahasa Indonesia itu dari kata udik yang artinya kampung halaman, asal kejadian.
“Jadi kita mudik itu kita kembali ke kampung halaman,” jelasnya.
Halalbihalal ini dihadiri anggota PDM Lamongan, termasuk jajaran PDA, ketua dan sekretaris organisasi otonom, ketua dan sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA), ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA)dan pimpinan amal usaha.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto