PWMU.CO – IPM Smamda Sidoarjo mengikuti Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Sidoarjo, Selasa (7/5/2024).
Pada aksi kemanusiaan ini hadir 4000 massa. Mereka terdiri dari mahasiswa dan dosen dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) serta siswa dan guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda).
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Arief Hanafi MSi dalam orasinya mengungkapkan, “Penjajahan atas tanah Palestina sudah satu abad lamanya, sudah saatnya Palestina menentukan nasibnya sendiri!”
“Dalam Pembukaan UUD 45 sudah termaktub bahwa penjajahan harus dihapuskan, karena tidak sesuai perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini adalah amanat yang harus kita jalankan sebagai anak bangsa,” tegasnya.
“Sudah saatnya Palestina menentukan nasibnya sendiri, tunjukkan kepada dunia bahwa kita mengecam Zionis Israel sebagai penjahat perang yang biadab. Tunduk ditindas atau bangkit melawan, karena diam adalah pengkhianatan!” katanya mantap.
Ajakan Buka Mata
Selanjutnya, Ketua Umum Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Smamda Zafran Rayyan Ghifari dalam orasinya menegaskan, konflik ini berawal dari kebiadaban Zionis Israel. “Mari kita bersama-sama membuka mata dan hati kita terhadap ribuan anak-anak di bawah umur yang bahkan belum bisa membedakan air dan api, namun tetap menjadi korban dari konflik ini,” tegasnya.
“Kali ini kita tidak sedang membahas dari kacamata agama, apalagi politik. kali ini mari kita pertanyakan kemanusiaan kita sebagai manusia!” ajaknya.
“Sebanyak lebih dari 1400 anak di bawah umur di Israel dan lebih dari 3000 anak di bawah umur di Palestina yang seharusnya bisa menggapai mimpi mereka, secara tragis mereka terrenggut nyawanya bahkan sebelum mereka mengetahui apa itu mimpi,” tegas Zafran.
“Maka jangan sekali-kali menyebut diri kita sebagai manusia yang beradab jika kita masih membiarkan peperangan ini terjadi. Terlepas dari seluruh pertimbangan konflik yang ada, peperangan ini harus segera dihentikan!” kata siswa yang duduk di kelas XI 10 ini.
Aksi damai ini berjalan lancar dan dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Orasi dan aksi teatrikal yang menggambarkan kebiadaban Israel atas Palestina mengawali aksi itu. (*)
Penulis Muafi Bintang Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni