PWMU.CO – Guru SD Almadany mengikuti Workshop Ecoprint di halaman sekolah SD Irada Kebomas Gresik, Rabu (8/5/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh 180 guru Sekolah Dasar negeri maupun swasta yang berada di Kecamatan Kebomas dan diselenggarakan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Kebomas ini 2 guru SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik ikut serta, Kurnia Royani Novitasari SPd dan Eli Syarifah SPd.
Dalam sambutannyan Ketua K3S Kebomas Tri Agustiani SPd menyampaikan acara Workshop Ecoprint ini dilaksanakan dalam rangka proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Dia berharap selain guru yang ikut berhak mendapatkan sertifikat juga yang terpenting bisa mengimbaskan ilmu hari ini kepada guru yang lainnya serta peserta didik di sekolah masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, pemateri Workshop Ecoprint Dosen Seni Rupa di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya Herman Sugianto SPd MPd menyampaikan bahwa ecoprint pada intinya adalah proses memindahkan warna daun ke kain.
“Atau bisa diartikan sebagai proses menciptakan sebuah kain bermotif tumbuhan, di mana motif tersebut berasal dari tanaman asli. Eco-print mempertahankan warna dan bentuk dari tumbuhan yang menjadi motifnya,” katanya.
Ada 3 teknik ecoprint, jelasnya, pertama teknik pounding (teknik pukul), teknik steam (kukus) dan ketiga teknik fermentasi. “Dan pada kesempatan workshop kali ini akan dipraktikkan 2 teknik yakni teknik pounding dan teknik steam,” ujarnya.
Herman juga menjelaskan bahan-bahan tambahan yang dibutuhkan selain aneka daun dan bunga untuk pembuatan batik ecoprint, yakni seperti tawas, cuka, soda kue serta gula aren yang kesemuanya berfungi sebagai penguat warna.
Pada kesempatan praktik pertama yang diparktikkan adalah ecoprint dengan teknik steam (kukus). Pertama 180 guru dibagi menjadi 14 kelompok dan tiap kelompok mendapatkan dua lembar kain (yang sudah direndam dengan tawas dan cuka sebelumya), dua lembar plastik yang seukuran dengan kain, serta sebuah paralon (pipa air) untuk menggulung kain, sedangkan bunga dan daun peserta sudah membawa dari rumah masing-masing.
Pertama plastik dibentangkan, lalu kain yang sudah direndam cuka dan tawas dibentangkan lalu peserta menata aneka daun serta aneka bunga yang dibawa dari rumah masing-masing membentuk pola indah yang diinginkan.
Setelah itu ditutup oleh lapisan kain kedua dan plastik kedua. Berikutnya daun yang sudah ditata rapi dan ditutup lapisan kain serta plastik tersebut diinjak-injak sampai warna daun dan bunga keluar. “Pada tahap inilah gelegar,” katanya.
Canda dan tawa muncul karena yang bertugas menginjak-injak daun rata-rata berbadan besar (gemuk). Guru-guru yang mengikuti workshop ecoprint kali ini tampak ceria dan semangat.
Seperti yang diungkapkan Guru UPT SD Negeri 16 Dahanrejo Nunik Andriani. Dia mengatakan pelatihan ini tidak membosankan karena langsung praktik dan bisa digunakan bekal buat mengajar ecoprint buat murid-murid kita.
Herman juga menjelaskan daun yang direkomendasikan untuk ecoprint teknik steam (kukus) yakni daun jari, daun jarak, daun kelengkeng dan daun jambu biji. Sedangkan untuk bunga, bisa bunga kenikir dan bunga kertas. Lain lagi dengan teknik pounding (teknik pukul) daun yang disarankan antara lain daun pepaya jepang, daun kelor, dan daun jambu.
Yang tak kalah seru saat praktik ecoprint teknik pounding, di mana setiap peserta mendapatkan masing-masing satu tas totebag bahan blacu serta palu kayu, sedangkan daun dan bunga membawa dari rumah masing-masing. Karena suara gemuruh palu kayu yang bersahutan memukul daun pada tas blacu yang sudah dibalik seperti mencipatakan irama yang harmonis.
Herman menegaskan setelah mengikuti pelatihan guru bisa mengajarkan dengan baik kepada rekan guru yang lainnya (teman sejawat) serta murid-murid disekolah masing-masing. (*)
Penulis Eli Syarifah. Editor Ichwan Arif.