PWMU.CO – Tim Abdimas Umsida sosialisasi produk halal bagi pelaku usaha dan konsumen di Bumdes Kedung Peluk Jl. Kedungpeluk No. 17, Kedung Wonosari, Sidoarjo, Jumat (10/5/2024).
Tim pengabdian masyarakat ini dari Direktorat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Ketua Tim Puspita Handayani SAg MPdI mengatakan, Desa Kedung Peluk dipilih sebagai titik dalam menyebarkan pemahaman prinsip halal dalam produk makanan dan minuman.
“Kabupaten Sidoarjo dikenal sebagai daerah kaya budaya dan sejarah, juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun kesadaran pentingnya produk halal dalam beberapa dekade terakhir sudah menjadi sorotan penting,” ucapnya.
Puspita menambahkan, produk halal ini tidak semata-mata terkait dengan aspek agama, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama dengan pemberlakuan UU No. 33 Tahun 2014 tentang pemberlakuan semua produk makanan dan minuman harus tersertifikasi halal di Oktober tahun 2024.
Pengabdian masyarakat ini, sambung dia, terdiri dari serangkaian kegiatan yang membantu dan mengedukasi pelaku usaha Muhammadiyah turut menjadikan produknya tersertifikasi halal.
Serangkaian kegiatan meliputi edukasi dan sosialisasi halal, edukasi dan sosialisasi legalitas halal melalui Self Declare Halal dan Sertifikasi Halal, edukasi dan pendampingan penyusunan SJPH (Sistem Jaminan Produk Halal), serta pendampingan pengajuan Self Declare Halal melalui akun si halal LKHPT PP Muhammadiyah.
Beragam produk pelaku usaha milik warga telah memiliki nama. Mulai Rengginang Asni, Nasi Kotak Rio’s and Cake Cookies, Kerupuk Ikan Gabus Bu Siti, Kunyit Asam Umi Karyatin, dan produk-produk lainnya seperti pesanan kue dan katering.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Candi M Abror SP MM yang hadir di acara ini berharap para tim Abdimas Umsida bekerja sama dengan Lembaga Halal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo dan Majelis Ekonomi.
”Kerja sama ini dapat menguraikan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha hingga mereka dapat menerima sertifikat halal untuk produk yang dijual,” katanya.
Anggota Tim Abdimas Syarifah Ramadhani Nurbaya STP MP memberikan pengarahan kepada para pelaku usaha mengenai regulasi halal dan produk industri rumah tangga.
Ia menekankan produk homemade memiliki standar kehalalan sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.
“Tantangan yang dihadapi saat ini adalah kesadaran halal yang perlu ditingkatkan lagi dari pelaku usaha Muhammadiyah, sehingga melalui abdimas ini diharapkan memiliki sertifikasi halal,” ucap Syarifah.
Siti Chalilah, peserta dari Putat Tanggulangin, senang sosialisasi program ini. Ia terbantu dengan pendampingan produk halal
”Karena mayoritas penduduk di Tanggulangin ini petani tambak dan nelayan, ibu-ibu turut menjual hasil olahan ikan menjadi kerupuk. Saya juga senang ya, karena produk saya mendapat sertifikasi halal,” ujar pengusaha kerupuk ikan gabus itu.
Puspita menambahkan, proyek penelitian abdimas ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu mata kuliah Manajemen dalam Perspektif Islam, sekaligus mendukung pencapaian SDG’s ke-12, yaitu Responsible Consumption and Production.
Penulis Ario Khairul Habib Editor Sugeng Purwanto