Wedang Pokak, Terinspirasi Jajanan Daerah yang Disiapkan Kontributor PWMU.CO

Wedang Pokak khas kampung nelayan siap meluncur di Resepsi Milad Bersama Media PWM Jatim (Tri Eko Sulistiowati/PWMU.CO)

PWMU.CO – Resepsi Milad Bersama Media PWM Jatim yang diselenggarakan di Gedung Muhammadiyah Jatim Sabtu (18/5/2024) akan dimeriahkan jajanan khas daerah yang dibawa para kontributor PWMU.CO. Hal ini menginspirasi saya untuk membawa wedang pokak, minuman khas kampung nelayan.

Berbagai jajanan khas daerah telah tertulis rapi dalam WhatsApp Group Peserta Milad Sewindu PWMU.CO, dari keripik sampai kerupuk, dari kue semprong sampai onde-onde dan klepon terdata lengkap dengan nama yang membawa makanan.

Sejenak membuat saya berpikir, “Sebaiknya bawa apa ya?” Kemudian saya menelpon Sahila Rizki Ardillah putri sulung saya untuk meminta pendapatnya. “Bawa es pokak aja Bun,” begitu jawabnya

Hem ide yang cemerlang, karena kebetulan di grup peserta, kontributor Estu Rahayu mengusulkan, “Belum lengkap karena belum ada esnya. Yang punya sirup bisa dibawa.”

Tak menunggu lama saya pun menambahkan es pokak minuman khas kampung nelayan Sukolilo Surabaya di daftar nomor 42, tepatnya di atas tahu walik dari kontributor Tanggul Jember

Tanya Ahlinya

Selanjutnya saya mengirim pesan pada Mulyana, tokoh Aisyiyah Sukolilo Kecamatan Bulak untuk menanyakan resep wedang pokak agar lebih pas memulai proses pembuatannya.

“Sereh, daun pandan, daun jeruk ,di potong-potong lalu dicuci bersih kemudian di masak sama gulanya sekalian,” begitu jawaban Mulyana.

Setelah mengucapkan terima kasih, saya pun beranjak ke pasar tradisional depan SDN Bulak Rukem 1 Surabaya tempat saya mengajar untuk belanja kebutuhan wedang pokak. Tak lupa beli botol kecil untuk wadahnya.

Langkah berikutnya menuju jasa pembuatan stiker dan banner untuk membuat label pada botol minuman yang akan saya dihadiahkan kepada para kontributor yang hadir.

Lagi-lagi saya harus bertanya pada ahlinya. “Maaf Mas, ini saya mau memulai usaha jual minuman wedang pokak resep warisan leluhur yang ada di kampung nelayan Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Kota Surabaya tolong dibantu desainnya ya!” kata saya pada Prima Angga Saputra, sang desainer.

“Siap Bu, tolong ceritakan detailnya kemudian akan saya terjemahkan dalam bentuk desain gambar. Sekiranya nanti kalau ada yang tidak cocok boleh disampaikan agar bisa saya perbaiki sesuai kemauan anda,” jawabnya

Tak berapa lama sebuah desain merek minuman pun sudah jadi dan siap dicetak untuk diperbanyak kemudian ditempelkan di botol minuman yang sudah disiapkan.

Prima Angga Saputra sedang mendesain stiker wedang pokak yang akan ditempelkan pada botol (Tri Eko Sulistiowati/PWMU.CO)

Suharto, Konsumen Pertama

Sesampai di rumah semua bahan—daun jeruk, sereh dan pandan—saya potong-potong dan cuci bersih kemudian direbus bersama gula. “Sengaja saya siapkan dua panci besar agar bisa memenuhi jumlah kontributor yang hadir,” jawab saya ketika ditanya Suharto, suami saya.

Setelah matang bau pandan berpadu dengan sereh dan daun jeruk semerbak mewangi memenuhi rumah. Itu yang memicu semangat untuk mencicipinya. “Hem…. seger, hangat di badan dan tenggorokan serta hidung terasa plong,” ujar Suharto saat ditanya usai minum wedang pokak panas.

Puas mendengar jawaban suami kemudian saya bertanya pada Sahila, putriku. “Bagaimana Mbak, siap berbisnis minuman menyehatkan dan menyegarkan?” tanyaku yang dijawab dengan “Bismillahirrahmanirrahim, insya Allah siap,” katanya.

Saya dan keluarga mengucap syukur karena sudah mewujudkan resep turunan nenek moyang terkemas bagus dan siap dijual. Minuman ini warisan leluhur biasanya selalu kami sajikan saat ada pertemuan, pengajian, hajatan ataupun syukuran. Berkat ide jajanan PWMU.CO akhirnya bisa dikemas botol dan semua orang bisa menikmatinya. (*)

Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version