Ketegangan Selimuti Arena UKW Angkatan 10

Pembagian kelas uji kompetensi wartawan dengan 1 penguji untuk 6 peserta menambah ketegangan peserta yang di uji (Tri Eko Sulistiowati/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ada ketegangan yang terlihat nyata dari raut wajah peserta UKW Angkatan 10 yang diselenggarakan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Universitas Muhammadiyah Jakarta (LUKW UMJ).  Acara ini diadakan di Aula KH Ahmad Dahlan UM Bandung, Sabtu (13/7/2024)

Ada 6 dari 11 poin yang diujikan pada hari pertama, dan sisanya akan diujikan di hari kedua. Para peserta merasakan sebuah kinerja lapangan yang penuh tekanan dan diputuskan dalam waktu yang singkat dengan pemikiran yang tepat.

Setiap poin memiliki tantangan yang berbeda dan membutuhkan cara berpikir tepat dengan memperhatikan kode etik jurnalistik dan juga undang-undang yang sudah ditetapkan oleh dewan pers.

Edi Kuscahyanto, Penguji LUKW UMJ menyatakan, “sejauh ini kami mengamati peserta masih minim pengetahuan pemahaman akan UU pers dan penguasaannya. Karena itu mereka harus banyak mengenal termasuk UU Perlindungan anak agar mereka tidak asal sebut identitas dalam tulisannya,” katanya

Lebih lanjut ia mengatakan, “wartawan harus menguasai bekal dalam dunia jurnalis, yakni kode etik dan undang-undang pers. Keduanya harus jadi poin penting agar apa yang ditulis wartawan tersebut tidak melanggarnya”.

“Berat”, itulah kesan yang disampaikan oleh Bening Satria, kontributor pwmu.co asal Gresik saat ditanya penulis. Ia menyampaikan, “kita harus siap bekerja di bawah tekanan dan perubahan budaya. Yang awalnya jurnalis sekolah harus jadi jurnalis umum dengan memahami dan mentaati kode etik dan undang-undang pers”.

“Kalau wartawan sekolah deadline waktunya lebih panjang, sedangkan berita online harus cepat, tepat dan terpercaya. Kalau tidak begitu maka akan basi, sehingga tidak mendapat tempat di hati masyarakat dan portalnya tidak akan ada di pencarian google,” lanjutnya.

Progres kemampuan peserta yang heterogen menjadi catatan tersendiri bagi penguji.

“Ada yang sudah maju, ada yang masih under. Akan tetapi karena mereka semangat dan berangkatnya dari jauh, maka harus banyak ditingkatkan dan secara umum yang penting bisa menulis serta bisa menangkap apa yang disampaikan narasumber dan bisa memunculkan gagasan-gagasan menarik,” ungkap Edi Kuscahyanto

Hal berbeda disampaikan oleh Gondo Waloyo kontributor PWMU.CO dari Lamongan, yang sudah pernah mengikuti SKW (sertifikasi kompetensi wartawan) tahun 2021.

“Uji kompetensi wartawan kali ini lebih sulit karena setiap poin harus menyerahkan unjuk kerja dengan studi kasus yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan, dengan berpedoman pada undang-undang,” terangnya.

Maka tak heran, poin demi poin yang dikerjakan oleh peserta menjadikan suasana kelas terkesan tegang seperti halnya SMA yang sedang mengerjakan ujian nasional. Mereka serius dengan lembar ujiannya agar bisa menjawab cepat dan tepat (*)

Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Wildan Nanda Rahmatullah

Exit mobile version