PWMU.CO – Kutip surat ash-Shaf, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Blitar Khabib Aji Widodo SKM menginginkan kadernya seperti barisan yang rapi dan kokoh.
Hal itu disampaikan Khabib Aji Widodo SKM dalam Sarasehan Milad ke-92 Pemuda Muhammadiyah bertempat di Balai Istana Gebang Jl. Sultan Agung Kota Blitar, Jumat (17/5/2024) malam.
Sarasehan berlangsung santai dengan lesehan dihadiri sebanyak seratus undangan.
Hadir Ketua PDM Kota Blitar Lukiarto SKM, kader Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) lain juga hadir.
Dalam sambutannya Ketua PDPM Kota Blitar, Khabib Aji Widodo SKM menyampaikan, pemuda haruslah memiliki peran di media sosial. Terlebih lagi saat ini opini masyarakat banyak dipengaruhi oleh sosial media.
“Pemuda Muhammadiyah harus berperan di media sosial karena kita memiliki tujuan untuk menjadikan opini masyarakat bisa sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa,” kata Mas Gemoy, sapaan akrab Khabib Aji Widodo.
Mas Gemoy mengutip pernyataan Buya Syafi’i Ma’arif agar Pemuda Muhammadiyah harus siap menjadi kader umat, kader persyarikatan, dan juga kader bangsa.
Dia mengutip pernyataan Bung Karno yang pernah mengatakan negara yang sejahtera dapat diwujudkan dengan adanya seratus insan kamil yang paripurna.
Menguatkan semangat dalam berkolaborasi dan membangun harmoni, Mas Gemoy lantas kutip surat ash-Shaf ayat 4.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalannya berbaris rapi seperti bangunan yang kokoh.
Dia mengatakan, dengan semangat Qurani itulah PDPM Kota Blitar mengundang banyak elemen pemuda di Kota Blitar.
”Dengan demikian ayat al-Quran tidak hanya dibaca tapi juga dapat diwujudkan dengan benar oleh kader Muhammadiyah,” kata Mas Gemoy.
Di akhir sambutannya, Ketua PDPM Kota Blitar Mas Gemoy meminta undangan untuk bersabar menahan linu ketika duduk bersila sampai larut malam dalam sarasehan ini.
Hadirin tertawa memecah malam mendengar kelakar itu.
Penulis Dzun Nuraini Aziz Editor Sugeng Purwanto