PWMU.CO – Abadikan memori indah, siswa SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik jalani sesi foto vintage, Senin (20/5/2024).
Mereka terdiri dari 87 siswa kelas IX yang telah bersekolah selama tiga tahun. Sesi foto itu sebagai dokumentasi buku kenangan akhir tahun.
Dengan memakai baju retro motif bebas yang mereka miliki, satu per satu siswa Spemutu mengikuti sesi pemotretan bertema tempo dulu. Mereka memilih lokasi wisata Gresik kota lama yang berada di kawasan Bandar Grissee. Seperti area cagar budaya Gajah Mungkur, Kampung Kemasan, Klenteng Kim Hin Kiong, dan Penginapan Bawean. Semua lokasinya dekat Spemutu.
Sheriyana Julia Syahrindra sang fotografer sekaligus pengarah gaya sabar dan telaten mengarahkan cara bergaya para siswa ketika berfoto. Ia memberikan contoh serta arahan mulai dari gesture, tatapan mata dan senyuman ketika berpose di depan kamera.
Sherin, sapaan akrabnya, menjelaskan tujuan pemotretan ini. Yakni sebagai dokumentasi siswa kelas IX menjelang kelulusan mereka pada Juni 2024 mendatang.
“Untuk konsep foto, awalnya anak-anak hanya menggunakan baju seragam harian sekolah saja. Namun setelah dicoba dan dipraktikkan, hasilnya jauh dari kata memuaskan. Cenderung monoton dan tidak kekinian,” jelasnya.
“Kemudian tim langsung bermusyawarah mencari ide dengan mempertimbangkan beberapa masukan dari wali kelas, kesiswaan serta referensi dari beberapa media dan tetap mempertimbangkan sisi kreativitas dari masing-masing anak,” sambung guru seni itu.
Akhirnya, kata Sherin, setelah melalui proses berdiskusi yang panjang dan tarik ulur, mereka memutuskan menggunakan konsep tempo dulu karena menyesuaikan dengan tempat yang mereka gunakan.
Angkat Kearifan Lokal Gresik
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan Beny Firmansyah SPd pun mengamini konsep foto retro tempo dulu yang siswanya terapkan dalam dokumentasi buku akhir tahun kelas IX.
“Saya rasa foto dengan konsep tempo dulu yang kami lakukan bersama siswa ini sekaligus sebagai pembelajaran siswa kami tentang budaya serta melestarikan kearifan lokal Gresik,” ungkapnya.
Mochamad Zaldy Fachrudin, siswa kelas IX A, mengungkapkan rasa senangnya ketika tahu sesi pemotretan itu berlangsung di spot wisata Gresik kota lama serta cagar budaya di Jalan Basuki Rahmat, Gresik, Jawa Timur ini.
“Menurut saya keren sekali ide pemotretan di tempat ini. Selain tempatnya yang mengandung nilai sejarah juga menjadi pembelajaran bagi kita tentang budaya dan kearifan lokal Gresik,” terang Zaldy.
“Karena akulturasi budaya di Indonesia sudah menyebar sangat luas dan memiliki dampak negatif, oleh karena itu budaya asli yang ada di sekitar kita terutama di wilayah Bandar Grissee wajib kita lestarikan dan dijaga agar cagar budayanya tidak hilang dan dapat dinikmati sampai beberapa tahun ke depan,” imbuhnya.
Senada dengan Zaldy, Nabila Salsabilah Aurelia Adani kelas IX C mengatakan cukup puas dengan konsep foto retro itu. Meskipun pada awalnya sedikit skeptis, ia sempat merasa takut tidak cocok dengan tempat dan spot yang diambil. Namun setelah dia jalani, ternyata hasilnya memuaskan.
“Terimakasih sudah memberikan saya dan teman-teman kesempatan untuk mengabadikan momen terakhir kami di SMP tercinta ini. Semoga menjadi perpisahan yang berkesan dan bukan jadi akhir perjalanan,” tutup siswi yang sudah malang melintang di dunia model itu. (*)
Kontributor Bening Satria Prawita Diharja Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni