Bersyukurlah punya otak sehat, liputan perjalanan kajian oleh kontributor PWMU.CO Kabupaten Jember Jawa Timur Humaiyah.
PWMU.CO – Berkunjung kembali ke Dusun Kamaran Desa Tanggul Kulon yang terletak sekitar 1 km dari pusat kota Tanggul itu menjadi momen yang mengharukan. Ibu–ibu menyambut dengan antusias. Sambil bertanya kemana lama tak datang mengisi pengajian di dusun mereka. Hingga ketika tahu lama tak datang karena sakit, mereka terkejut pada Rabu, (23/5/2024).
“Saya sempat berpikir kenapa Bu Humaiyah lama tidak datang. Apa kami punya salah ya,” kata ibu berkerudung hitam itu. Kajian yang sering diisi Aisyiyah sempat terhenti yaitu saat pandemi Covid-19. Kemudian saya sakit sehingga tidak ada yang mengisi kajian.
Dusun yang dihuni sekitar 70 KK ini memang tak jauh dari kota Tanggul. Namun kehidupan ekonomi masyarakatnya rata-rata di bawah garis kemiskinan. Rumah berjajar rapat dan tidak layak huni. Bahkan ada beberapa warga yang tidak mempunya jamban.
“Alhamdulillah Bu Hum, sekarang semua warga sudah mempunyai jamban sendiri. Bantuan dari Baznas. Malah ada beberapa rumah mendapat program bedah rumah Bu, juga dari Baznas,” cerita Ratna, adik kandung almarhum Yuli.
“Ibu-ibu, ada nikmat yang sering lupa untuk kita syukuri yaitu nikmat anggota badan. Seperti Allah memberi kita otak yang sehat. Pernah kita mengucap syukur? Alhamdulillah ya Allah, otakku sehat. Pernah ibu-ibu?” saya mencoba bertanya di sela kajian.
Al-Quran Sehatkan Otak
Semua tersenyum simpul saling berpandangan. Humaiyah pun menceritakan bagaimana awal harus menjalani operasi pecah pembuluh darah di otak dan proses penyembuhanya.
Ketika semua memori hilang hanya satu yang masih tersisa yaitu masih bisa mendengar bacaan ayat-ayat al-Quran. Maka proses mengembalikan ingatan dengan mendengarkan murattal.
“Dan alhamdulillah, dengan menghafal ayat-ayat al-Quran, satu persatu semua yang hilang kembali ibu-ibu. Saya sudah bisa mengaji lagi, membaca , berbicara teratur, menulis dan lain-lain. Jadi ibu-ibu, jangan pernah sehari saja kita tidak mengaji ya. Selain al-Quran bisa memberi syafaat di akherat kelak, membaca al-Quran juga bisa menyehatkan otak kita,” jelasku.
Datang kembali ke tempat ini, mengingatkan kepada tiga sosok ini, yaitu Pak Salim, Mbak Yuli dan Mbak Erni. Ketiga-tiganya sudah berpulang. Pak Salim adalah orang pertama kali mengajak agar Aisyiyah datang ke Dusun Kamaran.
“Aku punya warga Bu Hum, openi opoo Bu, ajari pengajian,” kata Salim kala itu sambil menceritakan keadaan warganya. Meski pekerjaan sehari-harinya sebagai penarik becak, tapi Salim adalah sosok yang disegani di Kamaran. (*)
Editor Sugiran.