PWMU.CO – Alat deteksi anti deforestasi buatan siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) juara Turnamen Robotik Nasional.
Maraknya kasus penebangan liar dan kebakaran hutan di Indonesia membuat siswa Smamda resah. Keresahan ini kemudian diwujudkan dengan terciptanya karya yang dinamai Forest Control and Unauthorized Sawmill (FOCUS).
Rasya Islamy El Kanza, siswa yang duduk di kelas X-1 mengatakan, alat ini berfungsi untuk mendeteksi adanya penebangan liar dan kebakaran di hutan.
Pembuatan inovasi ini kurang lebih sekitar tiga bulan, proyek ini dilatarbelakangi karena pemanasaan global yang semakin lama semakin terasa.
Kurangi Pemanasan Global
Dia dan dua teman lainnya kemudian merasa perlu ada suatu inovasi untuk mengurangi pemanasan global. “Kita berpikir bahwa kita bisa membuat alat untuk mengurangi angka deforestasi, sehingga dapat mengurangi global warming,” ujarnya.
FOCUS menggunakan dua sensor, yakni kelembapan dan suara. Fungsi sensor suara untuk menangkap frekuensi tertentu di sekitar hutan. “Jadi sensor ini akan menangkap suara gergaji mesin yang berbunyi selama 5-10 detik, maka secara otomatis akan mengirim sinyal ke aplikasi handphone,” ungkapnya.
Untuk sensor kelembapan ini membaca temperatur di sekitar hutan, jadi kalau temperaturnya tinggi tapi kelembapannya rendah maka akan mengirim indikator potensi kebakaran. “Sedangkan kalau temperatur tinggi melebihi standar, maka akan mengirim pemberitahuan ada kebakaran di titik itu,” jelas Rasya.
Di dalam FOCUS juga terdapat komponen arduino mikro controller, yang menjadi otak dari alat ini. Juga memakai ISP sebagai alat koneksi ke handphone, juga ada audio analyzer.
Raih Juara Ketiga
FOCUS berhasil mendapatkan juara tiga pada Turnamen Robotik Indonesia Piala Ketua MPR-RI pada 17-19 Mei 2024 di Padepokan TMII Jakarta Timur. Turnamen mengangkat tema “Inovasi Berkelanjutan di Bidang Robotik Menuju Indonesia Emas”.
Rasya Islamy El Kanza dan rekan satu tim lainnya Mochammad Rafel Saputra, kelas X-1 dan Hasannashr Hizballah Amma dari XI-6 mengikuti kategori lomba robot kreatif tingkat senior. Rasya dan tim harus melawan 26 tim dari sekolah Tingkat SMA se-Indonesia.
Perlombaan diawali dengan pameran produk di masing masing stan, kemudian penilaian juri dari presentasi karya yang telah dipamerkan.
saat penilaian juri melontarkan tiga pertanyaan terkait karya inovasi robot yang telah dibuat. Di akhir sesi, juri mengumumkan pemenang lomba di setiap kategori.
Pada turnamen ini Smamda Sidoarjo menurunkan dua tim dengan Pembina Farid Nafis Atsani dari Universitas Brawijaya yang juga alumnus ekstrakurikuler Rekayasa Teknologi (Rekto) Smamda.
Tim lainnya yakni Rafi Eka Pramatya kelas XI-11, Muhammad Iqbal Amiruullah kelas XI-4, dan Ahmad Haidar Farrozi kelas X-1, dengan karya Sweep yang berfungsi mengubah angin laju kendaraan menjadi listrik belum berhasil mendapatkan juara. (*)
Penulis Muhammad Mauludy Falaakhy. Editor Darul Setiawan.