Cangkruan Budaya IMM Jember, Baca Puisi 20 Mei

Cangkruan Budaya
Kader IMM Dimas Yulianto membacakan puisi berjudul Sepanjang Jalan Harapan. (Khoirul Anam/PWMU.CO)

PWM.CO – Cangkruan Budaya digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jember di Cafe Maya Sumbersari, Sabtu (25/5/2024).

Kegiatan ini bertemakan merawat jalan dakwah kultural KH Ahmad Dahlan.

Menghadirkan Kusen PhD yang terkenal dengan panggilan Kiai Cepu, tokoh budayawan dan sastrawan Muhammadiyah yang menjabat Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Acara Cangkruan Budaya dihadiri kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se Cabang Jember.

Dalam kesempatan itu kader IMM Jember Dimas Yulianto membacakan puisi berjudul Sepanjang Jalan Harapan.

Dia kader Komisariat Agrobistek Fakultas Pertanian Unmuh Jember yang sekaligus Presiden Mahasiswa BEM Unmuh Jember.

Berikut puisi yang dibacanya.

Sepanjang Jalan Harapan

kita masih sama.. di jalan heningan, kawan, dalam puisi teguh esa

kita berjalan dengan setengah mabuk , sebab kita  terlena dengan dunia

dunia tak sedang dalam kendali kita, kawan

ia mengendalikan  kita ….dalam masa ke masa menuju keputusasaan …

kau boleh tidur, kuliah lalu bersenang senang …

dengan meja biliar dan sebotol anggur  

sebagai petuah …

kau boleh berpakaian yang setengah telanjang mengumbar nafsu angkara, semua lawan

menumbuhkan gairah…

tapi kau tak belajar kepada hidup yang hanya lewat sesaat. ketika kau bangun nanti…

rumah ,sandang dan papanmu telah hilang dimakan utang… piutang

sungguh miris, kawan , katanya sekolah tapi tak menggapai cita cita

katanya kaum intelektual tapi tak bermoral

katanya .. katanya ..  katanya katanya dan kayaknya..

dengar ku nada sumbang,  sambil setengah sadar bahwa aku juga minum tuak di campur masa depan  ..

hati hati dengan tipu daya puan dan tuan

lalu kau bereaksi dan bersaksi  di atas sangsi

menyalakan semua dan hancur dalam gengsi..

 di depan sana ada cahaya terang benderang

 menyilaukan mata hati nurani sampai ke sumsum tulang belakangpun  bergerak untuk menggapai nya

 kita menuju …kan  menuju  masa depan

 yang dinanti itu ..

 demikianlah lika liku waktu ..

 membawa kita terus hidup

 hidup sekali..

 setelah itu .. mati

maka harus berarti..

Puisiku ini ku tulis di jember,  di kamar ku sendiri

 20 mei menjelang bergantinya penguasa

 pada masa lalu

di mana ia tumbang di bawah ketiak mahasiswa yang berorasi

Penulis Khoirul Anam  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version