PWMU.CO – Kader ulama perempuan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) Salsabila Tsania, siswa kelas X-2 memberikan tausiah setelah shalat Dzuhur di hadapan siswa kelas X, XI, guru, karyawan, dan jamaah dari luar sekolah.
Dia menyampaikan kultum bertema Senyummu adalah Sedekahmu di mimbar Masjid An-Nur Sidoarjo, Selasa (28/5/24).
Tsania, sapaan akrabnya mengawali kultumnya dengan ucapan salam, syukur, dan menyapa para jamaah dengan menggunakan bahasa Inggris, kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia.
Sesuai materinya, Tsania menyampaikan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yang berbunyi senyummu di hadapan saudaramu itu bernilai sedekah bagimu.
Dia menjelaskan maksud hadits tersebut. “Ketika kita senyum pada seseorang, itu adalah bentuk kebaikan atau sedekah yang kita berikan pada seseorang itu secara tulus,” terangnya.
Siswa yang tinggal di asrama Smamda itu juga menjelaskan bahwa senyum wujud tanda kasih dan persahabatan kepada orang lain, tanpa memandang latar belakang. Senyum itu juga jalan untuk membuka pintu hati dan menciptakan hubungan yang lebih baik antar sesama.
Di akhir kultumnya, Tsania mengajak pada jamaah shalat Dzhuhur untuk senantiasa bersedekah. “Sedekah yang paling mudah dilakukan dengan tidak harus mengeluarkan harta adalah dengan senyuman tulus kepada saudara, teman maupun sahabat. Semoga senyum yang tulus itu bernilai ibadah,” ujarnya.
Pembiasaan Kultum Shalat Dzuhur
Wakil Kepala Sekokah Bidang Ismuba Misbach MPd menjelaskan, Smamda membiasakan siswanya kultum di Masjid Annur setelah shalat Dhuhur berjamaah. Tujuannya sebagai media berlatih siswa menyampaikan tausiah atau pesan kebaikan.
Ada pengaturan petugas kultum, Senin sampai Rabu yang bertugas adalah siswa yang sudah terjadwal di KM3 (Korps Mubalik Muda) Smamda. Kultum di hari Kamis diisi oleh guru atau pimpinan sekolah, dan Jumat mengikuti jadwal khatib shalat Jumat.
“Ini merupakan salah satu program bidang Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba) Smamda,” ujarnya.
Hal ini, menurutnya, dilakukan agar lulusan Smamda mempunyai keterampilan pidato, orasi, atau berbicara di depan banyak orang dengan baik. ‘Siswa yang kultum diberi kebebasan menyampaikan tausiahnya dalam bahasa sesuai kemampuan siswa,” tambah dia.
Ada yang menggunakan bahasa Arab dan Indonesia, ada yang berbahasa Inggris dan Arab, ada juga yang berbahasa Indonesia. “Oleh karenanya siswa diminta mempersiapkan diri, baik secara performa, materi maupun persiapan mental,” kata dia. (*)
Penulis Wigatiningsih Editor Muhammad Nurfatoni/MS