PWMU.CO – Khotmul Quran dan Imtihan pertama kali diadakan oleh SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (SMP Miosi), Sabtu (25/5/2024).
Kegiatan perdana ini meluluskan 55 siswa dengan kategori tartil, juz 29, dan juz 30.
Acara berlangsung di Aula Mas Mansyur SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SD Muhida), Jl. Raden Patah No.91F, Pucanganom, Sidoarjo.
Koordinator Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba) Miosi, Iddris, menyampaikan, proses siswa bisa sampai khotmul Quran dan imtihan harus mengikuti kegiatan tasmik, pra munaqasah, dan munaqasah.
“Tasmik yaitu sekali duduk untuk menghafalkan satu juz, kategori tartil pra munaqoaah dites guru internal terkait kelancaran bacaannya, hukum tajwid, dan ghorib. Sedangkan munaqasah dites dari penguji Ummi Foundation Sidoarjo,” terangnya.
Ada 55 siswa yang lulus dalam khotmul Quran dan imtihan ini. Kategori tartil 53 anak, juz 29 lima anak, juz 1 empat anak. Dari kategori tersebut tujuh anak mengikuti kategori tartil dan juz 29.
Acara dibuka dengan anak-anak membaca surat-surat pendek al-Quran, doa senandung al-Quran.
Setelah itu uji publik oleh dewan guru, wali siswa, dan tamu dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo.
Ada yang menunjuk nomor 12. Lalu muncul potongan ayat. Para siswa diminta menelaah bacaan tersebut dari gharib dan tajwidnya. Selain itu ada yang mencoba sambung ayat juz 1 dan 29.
Di hadapan orang tua, Kepala Miosi Moch Muqhir SAg MPd berpesan, lewat anak bisa melebarkan jalan orangtua untuk masuk surga.
“Anak-anak kita memberikan mahkota lewat bacaan dan hafalan al-Quran, ayah bunda yang telah berusaha secara material dan moril untuk menjadikan anak saleh,” ujarnya.
Muqhir berharap para siswa menjadikan momen ini untuk selalu ingat pernah dikukuhkan sebagai pembelajar al-Quran.
Tidak sekadar bacaan, harus senantiasa diimbangi dengan karakter yang dibuktikan dengan perbuatan keseharian.
Ketua PCM Sidoarjo Noerwachid berharap para siswa ini bisa melanjutkan ke sekolah Muhammadiyah.
“Bapak ibu harus merasa bangga anak-anaknya sudah lancar membaca al-Quran. Bagi kelas 9 bisa melanjutkan ke sekolah Muhammadiyah agar program hafalannya tetap berjalan. Orangtua bisa mengingatkan dan menjaga pembiasaan di rumah,” katanya.
Widiastuti, ibu Habibi Hamzah, bangganya menyekolahkan anaknya di SMP Miosi. Anak dibimbing membaca al-Quran, diajarkan adab kepada orangtua, ilmu agama, cara berwudhu, berpuasa, dan shalat sunnah. (*)
Penulis Mahyuddin Syaifulloh Editor Sugeng Purwanto