PWMU.CO – Masak bersama kenyang bersama menjadi slogan anak-anak Pandu Hizbul Wathan peserta Latihan Kepanduan dan SAR (Latgabpansar) SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) di Bumi Perkemahan Bernah De Vallei Pacet Mojokerto, Jumat (24/5/2024).
Acara masak bersama kegiatan paling seru. Peserta tiba-tiba bergaya bak chef profesional.
“Kita jadwalkan ada sesi peserta masak bersama. Ini sebagai latihan kemandirian,” terang Wahyusi Faurunda, pelatih Latgabpansar.
Pria yang akrab disapa Ramanda Ippo ini mengatakan, yang dimasak hanya lauk-pauk. Sementara nasi disediakan panitia.
“Anak-anak membawa peralatan lengkap untuk masak dan makan. Termasuk gas untuk bahan bakar,” tambahnya.
Walaupun hanya masak lauk-pauk, tetapi ada ketentuan tidak boleh instan. Harus ada proses tambahan. “Misalnya masak mi, itu tidak boleh direbus terus selesai. Melainkan ada sentuhan tambahan seperti dibuat omelette, atau lainnya,” urai Ramanda Ippo.
Semua dikerjakan secara berkelompok. Ada yang buat omelette, nasi goreng, goreng nugget dan sosis, tahu tempe goreng, ada juga rendang.
“Semua sangat kreatif. Anak-anak makan menyiapkan untuk kelompoknya,” ulas Ramanda Ippo.
Begitu timer tanda masak berakhir, semua peserta berkumpul untuk makan bersama. Hasil masak dibagikan kepada kelompoknya untuk disantap bersama.
“Sebelum makan dimulai ada persiapan dan doa bersama. Setelah itu boleh makan,” terang Ramanda Ippo.
Seorang peserta maju menyiapkan teman-temannya. Ia langsung memberikan aba-aba.
“Di tempat duduk, siap grak!”
Seluruh peserta duduk siap. Tangan mengepal di atas lutut.
“Sebelum kita makan mari kita berdoa. Berdoa dimulai,” ujar pemimpin acara makan.
Peserta membaca doa dan basmalah.
“Di tempat duduk, istirahat di tempat grakI” ujar pemimpin makan bersama.
Peserta kemudian mulai makan. Badan tetap tegak, tidak ada suara. “Ini etika makan bersama di Hizbul Wathan. Berdoa, kemudian makan tanpa bersuara,” lanjut Ramanda Ippo.
Etika makan bersama di Hizbul Wathan makanan harus habis, tidak boleh bersisa. Sampah dimasukkan tempat yang disediakan. Lalu berdoa selesai makan.
“Jika ada yang tidak bisa menghabiskan makanan, seluruh temannya membantu sampai habis,” pungkas Ramanda Ippo.
Anak-anak pandu HW Smamda Sidoarjo pun kenyang bersama.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto