PWMU.CO – Serunya Lari Balon di Family Gathering KB/TK Aisyiyah Ketangi yang digelar di Bumi Perkemahan Kali Gedhe Lumbang Kabupaten Probolinggo, Rabu (22/5/2024).
Tidak lengkap bila acara Family Gathering (Famgath) tidak ada game-game yang seru dan fun. Untuk itu, para guru menyiapkan tiga game yang seru untuk ibu dan anak.
Jumlah peserta didik pendidikan usia dini di kaki Bromo ini berjumlah 130 anak. Dalam acara Family Gathering ini sekitar 80 anak beserta orangtuanya ikut membersamai mengikuti acara ini. Keseluruhan peserta berjumlah sekitar 200 orang.
Pemandu acaranya adalah Rumani SPd, salah satu guru KB/TK Aisyiyah Ketangi Lumbang Probolinggo. Rumani adalah guru senior di sekolah ini. Mendedikasikan diri sejak awal berdirinya TK Aisyiyah Ketangi tahun 2007.
Rumani menyampaikan, kegiatan Family Gathering diawali dengan senam gembira bersama anak-anak, disusul fun game, dan ditutup makan bersama.
Saat senam gembira anak-anak beserta para bunda membentuk lingkaran. Senam diiringi lagu Rungkat yang telah dimodifikasi syairnya menjadi kisah anak sekolah yang awalnya masih malu-malu sampai sudah besar dan berani sekolah sendiri. Senam dilakukan untuk pemanasan agar saat main game benar-benar siap dan fun.
Fun game pertama diawali dengan anak dan ibu duduk berhadap-hadapan. Setelah siap, pemandu memberi aba-aba. Bila disebut angka satu, anak memegang pipi ibunya dan sang ibu memegang pipi anaknya. Angka dua sang anak memegang telinga. Sedang bila disebut angka tiga, anak dan ibu melakukan tos.
Kekompakan anak dan ibu menjadi keharusan di sini. Konsentrasi mengikuti perintah sang pemandu. Bila konsentrasi terganggu menimbulkan ketidakkompakan. Kondisi ini akan memunculkan kelucuan dan keseruan. Keseruan semakin menjadi ketika sang ibu mendapatkan stiker dan ditempel di pipinya akibat kesalahan yang dilakukannya.
Mom and Kids Games
Game pertama usai, pemandu acara pun mengumumkan game kedua. Game kedua diberi nama Lari Balon Berpasangan. Game ini menggunakan dua perlengkapan. Selendang dan balon. Selendang dilipat dua. Anak dan ibu memegang ujungnya. Sementara, balon ditempatkan di atas selendang yang dilipat dua. Lipatan berfungsi untuk menjepit balon agar tidak terbang.
Pemandu mempersilahkan empat pasang anak dan ibu menuju garis start. Setelah empat pasang siap di garis start dengan memegangi ujung selendang dan balon di atasnya, secara beriringan ibu dan anak berlari dari garis start ke garis finish. Pemenangnya adalah yang paling dulu menyentuh garis finish. Dari keempat pasang yang berlomba diambil satu pemenang.
Keseruan pun terjadi. Ada ibu yang lari kencang lupa memperhatikan kalau pasangannya anaknya sendiri yang masih kecil. Akibatnya, ada yang terjatuh balonnya, bahkan ada pula orangnya yang jatuh. Bukan kesakitan yang muncul, gelak tawa yang ada.
Ketika semua pasang anak dan ibu sudah berlomba. Dilanjut dengan final yang mempertemukan masing-masing pemenang.
Pemenang lomba Lari Balon Berpasangan adalah:
KB
– Juara I Rismi Adeeva Cinta Efendi
– Juara II Muhammad Rasya Danuarta
TK A
– Juara I Elzira Anugerah LH.
– Juara II Bryllizea Fadhela Akhbar
– Juara III Alexa D.
TK B
– Juara I Syailendra Wisnu Kencana
– Juara II Ahmad Akbar Bhahesty
– Juara III Muhammad Dhani Al Azzam
Bertukar Makanan
Setelah game kedua mau dilanjut game ketiga. Ketika pemandu acara menyampaikan game ketiga, para ibu minta makan bersama dulu.
“Kita makan dulu, Bunda. Sudah lapar. Sudah tidak tahan melihat makanan yang banyak ini,” teriak Bu Ani.
Rumani pun mengubah acara. Game ketiga dilewati dan dilanjutkan dengan makan bersama. Makanan yang dibawa orangtua pun dibuka. Semua makan. Saling tawar, saling bertukar makanan yang dibawa pun dilakukan.
Kepala TK Aisyiyah Ketangi Rumanisih SPd di sela-sela acara makan bersama menyampaikan, games merupakan kegiatan membangun kebersamaan dengan konsep menyenangkan dan seru.
“Kegiatan ini bagian pembelajaran di luar sekolah. Mengembangkan keberanian, kepercayaan diri, kekompakan dan menjalin keakraban serta mempererat tali silaturahmi antara guru, wali murid, dan siswa,” ungkapnya.
”Semoga acara ini dapat terlaksana setiap tahun. Dan kami ucapkan terima kasih kepada para bunda guru yang telah membimbing anak kami dengan sabar,” ujar Nita, bunda dari ananda Nares. (*)
Penulis Eny Suciati dan Ahmad Ridho Pambudi. Editor Sugiran.