PWMU.CO – MTs Mupatsy Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P2RA) dengan mengangkat 2 topik yaitu Stop Bullying dan Refleksi Larangan Bullying dalam al-Quran, Senin (27/5/2024).
MTs Muhammadiyah 4 Sidayu (MTs Mupatsy) Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik memberikan wawasan bullying ini diberikan kepada kelas VII.
Dalam materinya, Silvia Dwi Ananda SPd menjelaskanbeberapa cara yang tepat untuk stop bullying di sekolah dengan pendidikan.
“Pendidikan bullying menjadi pokok penting karena tidak semua anak memahami istilah dari bullying, contoh dari tindakan bullying dan dampak besar yang ditimbulkan,” kata Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Sidayu ini.
Pada kenyataanya siswa terkadang merasa tindakan yang dia lakukan dianggap biasa dan tidak termasuk tindakan bullying. Sehingga dengan adanya pendidikan anti bullying yang diterima oleh para siswa. Maka dapat menekan tindakan bullying di sekolah dan dampak yang ditimbulkan.
Kedua, komunikasi yang baik. Komunikasi ini harus terjalin dengan baik antar siswa dan antara guru dengan siswa dan antara anak drngan orang tua. Hal ini dikarenakan para korban bullying seringkali merasa ragu dan ketakutan menyampaikan apa yang telah mereka alami kepada guru atau orangtua mereka.
“Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memberikan pengertian bahwa jika siswa merasa menjadi korban bullying ataupun melihat siswa lain dibully maka harus melaporkan ke pihak sekolah. Agar pihak sekolah bisa segera mengambil tindakan tegas bagi para pelaku bullying sebagai efek jera,” tegasnya.
Ketiga, mengajarkan sikap peduli dan empati. “Siswa yang memiliki sikap peduli dan empati pada temannya, mereka akan mampu merasakan apa yang temannya rasakan. Oleh karena itu mereka akan lebih berhati-hati dalam tindakan dan kata-kata mereka,” jelasnya.
Keempat, jalin pertemanan dengan banyak orang. “Sering kali korban bullying merupakan anak yang sulit bergaul, menyendiri, murung dan monoritas. Namun tidak semua seperti itu. Tetapi dengan para siswa saling akrab 1 sama lain maka akan memperkecil peluang pembullyan,” tambahnya.
Pada materi kedua, Selasa (28/5/2024), Kepala Madrasah Achmad Farid SPdI menjelaskan mengenai Refleksi larangan bulying dalam al-Quran.
Dia menyampaikan saat ini, hampir seluruh belahan dunia sudah melakukan pelarangan terhadap bullying dan hukuman yang setimpal bagi pelakunya. Namun, jauh sebelum itu, al-Quran telah menjelaskan pelarangan bullying.
Dalam syariat Islam bullying dilarang karena dapat menimbulkan kemudharatan terhadap sesama umat manusia yang membawa pada dampak negatif dalam kehidupan. Hal ini termaktub pada Surah Al-Hujurat ayat 11.
Ayat di atas menjelaskan tentang larangan berbuat dzolim, walaupun itu terlihat sederhana. Mengolok-olok, menghina, mengejek dan merendahkan terutama di kalangan orang beriman.
Dalam larangan ini tampak bahwa orang-orang yang suka mencari kesalahan dan kekhilafan orang lain, niscaya lupa akan kesalahan yang ada pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad saw. pernah mengingatkan bahwa, kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan memandang rendah manusia.
“Inilah pentingnya kita belajar agama. Di dalam al-Quran dicontohkan cara berakhlak kepada diri sendiri, akhlak terhadap sesama, dan akhlak terhadap alam,” tegas dengan menyodongkan jari telunjuk kanannya.
Ada kalimat sederhana yang ditampilkan pada powerpoint yaitu Dirimu adalah Diriku. Makna dari kalimat itu menyampaikan kalian tidaklah beriman dengan iman sempurna sampai ia mencintai saudara nya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Maksudnya adalah apapun yang terjadi kepada saudara kita, kita harus membelah. Jika ada saudari kita yg berbuat tidak baik, kita berkewajiban untuk mengingatkan dalam Surat Al Hujurat ayat 10.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah SWT, agar kamu mendapat rahmat,” katanya.
Selanjutnya, diberikan pemutaran film singkat korban perundingan dengan berdurasi 15 menit. Nampak semua siswa fokus mengamatinya. Usai dari pemutaran film setiap siswa disuruh memberikan pendapatnya dan menyampaikan menggunakan mikrofon.
Siswa kelas VII Ahmad Syadid Aufal Azka berpendapat Tina tidak pantang menyerah meskipun banyak ejekan, tapi temannya selalu mendukung pergerakan Tina.
Hal serupa juga disampaikan oleh Muhammad Hasbi Fakhrusy. Dia berpendapat Tina menjadi korban bullying berulang kali di medsos tapi dia tetap semangat, dan ada temannya yang selalu mendukung Tina.
Farid juga menambahkan karena tindakan bullying melibatkan dua pihak, yaitu pelaku dan korban. Kedua pihak tersebut mempunyai solusi sendiri-sendiri dalam menanganinya. Al-Quran menjelaskan solusi untuk pelaku bullying.
“Pertama bertaqwa kepada Allah. Setan membisikkan ke dalam hati manusia sehingga menimbulkan dorongan negatif untuk melakukan hal tidak terpuji. Senjata paling ampuh mengusir setan adalah ingat dan muraqabah (mendekatkan diri) kepada Allah di dalam segala keadaan,” jelasnya.
Kedua, berkata baik yang merupakan implementasi dari taqwa seseorang. Allah memerintahkan kepada Rasulullah agar mengatakan kepada semua hamba-Nya untuk mengucapkan perkataan yang lebih baik pada saat berbicara atau berdebat dengan orang-orang musyrik ataupun yang lainnya.
Ketiga, memanggil dengan panggilan yang baik kepada siapapun. “Korban bullying juga bisa menanggapi perbuatan buruk pembullying, dengan cara membalas kejahatan mereka dengan kebaikan. Agar pelaku bullying merasa malu dan secara berlahan berhenti untuk melakukan bullying,” tegasnya. (*)
Penulis Nur Adhimah. Editor Ichwan Arif.