PWMU.CO – Dua motif batik hasil karya guru Smamda Sidoarjo menjadi ikonik Kota Surabaya. Hal tersebut diumumkan saat hari jadi Surabaya ke 731 di Balai Kota Surabaya, Jl. Walikota Mustajab No.59, Ketabang, Kec. Genteng, Surabaya, Jumat (31/5/2024) pagi.
Motif batik hasil karya saya yakni Kembang Bongor dan Suroboyoan. Saya adalah guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo. Saya mau menjelaskan makna motif batiknya.
Pertama yang saya ciptakan motif Kembang Bongor, punya arti merefleksikan masyarakat Surabaya yang sangat menjunjung adat kultural, terbuka, toleran, dan solidaritas kepada orang lain.
Sedangkan yang kedua motif Suroboyoan yang memiliki filosofi tentang semangat hidup, musyawarah, dan beragam even kenangan di Kota Pahlawan itu.
Saya mendesain batik termasuk karena hobi yang potensial dan menjadi lahan beramal untuk mensejahterakan masyarakat pembatik. Pasar batik juga menjadi identitas kultural masyarakat setempat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ajang lomba desain motif batik Surabaya tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya. Melahirkan 12 motif mulai tahun 2022 sampai 2024. Enam batik di tahun 2022 sudah dipatenkan dan disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Motif lain tersebut yaitu Kintir-kintiran, Sparkling, Gembili Wonokromo, Abhi Boyo, Remo Surabayan, Skena Surabaya, Pesona Mangrove Wonorejo, Banyu Semarak, Tjap Toendjoengan, dan Greget Rel Pasar Turi.
Melansir dari instagram Dekranasda Kota Surabaya, enam batik di tahun 2022 telah dipublikasikan melalui acara pameran, fashion show, dan pemberdayaan pembatik Surabaya. Bahkan berita www.rri.co.id mengabarkan motif tersebut sudah tampil di acara Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC)
Penulis Risha Iffatur Rahmah Editor Mohammad Nurfatoni/MS