PWMU.CO – Lolos SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi), lulusan terbaik MA Al Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Alka Nadwa diterima di Universitas Indonesia (UI).
Alka Nadwa merupakan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung yang terdaftar sejak tahun ajaran 2019 hingga 2024. Dia belajar diawali dari jenjang SMP Muhammadiyah 12, kemudian berlanjut ke Madrasah Aliyah Al Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Gadis kelahiran Jakarta 25 Juli 2006 dan beralamat di Jalan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan ini dikenal pendiam tetapi banyak menorehkan prestasi. Terbukti, hampir di setiap penerimaan raport, ia selalu meraih 3 besar di kelasnya, yang notabene merupakan kelas unggulan.
Dalam kesehariannya sebagai santri Pondok Pesantren Al Ishlah, Alka Nadwa adalah sosok yang selalu menerapkan hidup mandiri dan disiplin, yaitu dalam belajar dan beribadah, serta berorganisasi.
Itu terbukti saat masih SMP. Alka, begitu dia dipanggil, sudah masuk dalam jajaran pengurus IPM, yaitu sebagai Ketua Bidang KDI (Kajian Dakwah Islam). Kemudian ketika di MA Al Ishlah, ia menjadi Wakil Ketua OPPI (Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Al Ishlah) Periode 2022-2023.
Dalam pengakuannya, gadis yang fasih berbahasa Arab dan Inggris ini mempunyai kebiasaan puasa sunnah Senin dan Kamis. Ia mulai menjalani puasa sunnah saat masih duduk di bangku SMP. Lalu saat kelas 9 semester 2 sampai sekarang, ia tingkatkan untuk membiasakan diri puasa sunnah Daud.
Belajar di Ponpes Al Ishlah selama 6 tahun, Alka mengaku sangat terkesan dengan dedikasi dan keikhlasan para pendidiknya. Di Al Ishlah, ia juga bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki. Hal itu terbukti dengan deretan prestasi yang pernah diperoleh Alka, anak ke-5 dari 5 bersaudara ini.
Kepada remaja se-usianya, dia berpesan bahwa masa muda akan terasa hambar jika hanya dihabiskan di kelas saja. “You need to try every chance around you. Temukan ambisi dari jiwa mudamu yang positif, sesungguhnya itu akan meningkatkan kualitas diri,” ungkapnya.
Cita-Cita Kuliah di UI Terwujud
Alka mengaku sangat bersyukur, karena doa-doa yang dia munajatkan hampir setiap malam lewat qiyamul lail, yaitu tentang cita-citanya untuk bisa diterima di Universitas Indonesia, yang merupakan kampus terbaik di Indonesia, benar-benar terwujud.
“Aslinya saya ingin di Arsitektur. Hanya saja setelah dipertimbangkan lagi, yang memiliki lebih banyak potensi ya lingkungan, akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke Teknik Lingkungan,” jelasnya.
Menurutnya, bumi yang kita diami ini sebenarnya sedang ridak baik-baik saja, jadi perlu ada partisipasi untuk melindunginya.
“Salah satu caranya adalah dengan mempelajari apa saja sains yang berhubungan dengan lingkungan yang ada di bumi ini. Nah agar bisa mengeksekusi dengan tepat dan tidak asal-asalan, maka harus punya ilmunya,” paparnya.
Kemudian dia menyitir al-Quran, surah Al-A’raf ayat 56 Wa laa tufsiduu fil Ardhi ba’da islaahihaa Artinya Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinnya.
Di akhir perbincangan, Alka mengaku bahwa ibunya merasa sangat bangga dan terus mensupport ketika dirinya belajar di pondok. Apalagi akhirnya dia lolos SNBP dan diterima di Universitas Indonesia.
Ibu saya mengatakan, “Belajar ilmu agama itu tujuannya untuk mencari akhirat, ternyata yang didapat tidak hanya akhirat tapi dunia juga dapat,” ucapnya.
Alka Nadwa, merupakan santri Ponpes Al-Ishlah lulusan terbaik pertama kurikulum kepondokan sekaligus lulusan terbaik pertama kurikulum Kemenag. Ia juga berhasil diterima di Universitas Indonesia (UI) lewat jalur SNBP.
Berikut prestasi yang pernah diraih Alka Nadwa
- Juara I esay putri ap3 Tulungagung 2022, yang diselenggarakan oleh Gugus Depan Pramuka UIN Satu Tulungagung,
- Juara I Cerdas Cermat Loka Tegak Jember 2023, diselenggarakan oleh UKM Pramuka UNEJ,
- Juara 2 Pidato Bahasa Inggris Porseni 2023 Kemenag tingkat Kabupaten,
- Memperoleh medali perak dalam Olimpiade Astronomi 2022 Sains Colledge,
- Memperoleh medali perak dalam Olimpiade Bahasa Arab 2022, yang diselenggarakan oleh Wurtal Indonesia.
Penulis Sri Asian Editor Nely Izzatul