PWMU.CO – Matahariku. Nama lengkapnya Birru Binar Matahari el-Fath. Pada Sabtu (1/6/2024) dia lulus sekolah dan diwisuda. Ini momentum yang luar biasa. Anakku walaupun hanya tamat sekolah dasar (SD) ya tetap wisuda.
Anakku sekolah di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SD Muhida). Dia wisuda di Auditorium AR Fachrudin SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) Jawa Timur.
Sudah tradisi, kata iklan di TV. Prosesi ini menjadi kenangan tak terlupakan seumur hidup. Ini kata orang yang entah tinggal di mana. Ah biarlah, yang penting anak bahagia. Ini kata orang tua yang pasrah. Tapi mohon maaf, ini mungkin termasuk saya. Pakai hehehe.
Sebenarnya, anakku —tepatnya putriku- sangat senang. Suatu hari dia pulang sekolah membawa bahan rok untuk wisuda. Dia mewanti-wanti agar segera dijahit, agar tidak keteteran saat mau wisuda. Selain itu harus beli kebaya putih, karena harus pakai kebaya putih dan kerudung putih.
Kalau sepatu? Tenang, sudah ada. Kapan hari ibunya membeli lewat online sepatu warna putih. Ndilalah kok ukurannya sama dengan putriku. Maka ibunya harus pasrah, sepatu itu berganti kepemilikan.
Urusan busana beres. Rok sudah di tangan penjahit. Lalu kebaya dapat dari teman guru yang ukurannya sudah kurang pas, tapi cocok untuk Matahariku. Jadilah kebaya ini juga berganti kepemilikan. Hanya kerudung putih yang harus beli, karena punya ibunya dipinjam saudara entah di mana. Nasib.. nasib..
Namun ternyata saat itu anakku tidak sibuk memikirkan soal wisuda. Empat hari sebelum wisuda dia malah sibuk latihan semaphore. Lalu H -3 dan H -2 juga masih latihan semaphore. Bahkan H -1 sepulang gladi bersih juga masih latihan semaphore.
“Mau tampil di mana sih dik? Adik kan yang diwisuda?” tanya ibunya.
“Nanti tampil saat rekreasi,” jawab Matahariku —yang akrab disapa Birru.
Rupanya dia latihan semaphore untuk tampil Pentas Seni (Pensi) yang akan dilakukan saat rekreasi di Jogja pada Senin, (3/6/2024).
“Adik kok bingung tampil waktu rekreasi. Kok gak bingung nanti dapat prestasi apa (saat wisuda)?” tegas ibunya lagi.
“Ada mik, kan menang lomba HW,” jawabnya.
Berprestasi di Bidang Kepanduan HW
Birru memang menang lomba pioneering saat Super Camp SD Muhammadiyah Se-Sidoarjo. Maka dia yakin akan dipanggil ke panggung untuk menerima sertifikat penghargaan. Hanya lomba kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang membuat dia juara. Maka tak ayal saat wisuda, dia dipanggil sebagai siswa berprestasi.
“Birru Binar Matahari el-Fath, prestasi bidang kepanduan,” teriak MC waktu wisuda.
Sebenarnya waktu kelas kecil, ia sempat juara Tapak Suci. Mungkin karena terlalu jauh, jadi tidak masuk apresiasi.
Saya sebagai orang tua ikut naik panggung mendampingi gadisku yang berprestasi dalam bidang kepanduan. “Terima kasih Hizbul Wathan. Terima kasih HW,” gumamku.
Seorang teman yang anaknya juga wisuda berkomentar di grup. “Anake Ramanda temen, cah. Tahniah Mbak Birru,” disertai emoticon hati.
Sejak kecil, sebenarnya saya sudah mengarahkan dia untuk ikut ekskul Tapak Suci, juga panahan. Belum pernah saya arahkan untuk ikut ekskul kepanduan Hizbul Wathan (HW).
Namun gadisku beberapa kali ikut kemah bersamaku. Pernah ke daerah Trawas atau Prigen, bahkan Pacet. Mungkin karena suka dengan kegiatan berkemah, maka dia pilih ekskul kepanduan Hizbul Wathan.
Anaknya semangat. Setiap latihan HW pasti datang. Tidak pernah absen. Mungkin itu yang membuat dia berprestasi.
Selang dua hari pasca wisuda, ternyata ada kegiatan wisadu (wisata edukasi) Senin-Selasa (3-4/6/2024). Selain baju, jaket, dan kado yang harus dibawa, dia bawa bendera semaphore dan baret. Juga seragam HW lengkap. Mau tampil di acara pensi rekreasi, – A Day to Remember -.
Birru bukan hanya tampil atraksi semaphore, tapi juga bernyanyi. Dari video dan foto yang dikirimkan Raka Qowiyul Ibad, terlihat Birru juga tampil menyanyi. Bahkan bersama beberapa temannya memegang mik. Padahal biasanya tidak keluar suara. Dia sangat pemalu. Tidak berani tampil di depan banyak orang.
Tapi ini kali kedua dia menyanyi dan tampil di panggung. Tahun lalu dia menyanyi saat peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia di RT. Entahlah apa bakat istimewanya. Namun kami mendukung Matahariku berprestasi sesuai bakat dan hobinya.
“Selama di jalan kebaikan dan diridhai Allah, maka lakukanlah!” pesanku.
Terima kasih SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Muhida). Terima kasih Bapak Ibu guru. Terima kasih HW. (*)
Penulis Ernam Editor Nely Izzatul