PWMU.CO – Selasa (5/9), pukul 09.00, ribuan massa dari berbagai kalangan memadati depan Gedung Grahadi Surabaya. Mereka menyuarakan protes terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh junta militer Myanmar.
Aksi yang diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya ini juga disertai dengan penggalangan dana untuk etnis rohingnya yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Untuk mengerahkan massa, PDM Surabaya menerbitkan surat instruksi kepada pimpinan amal usaha, baik kesehatan, sekolah, maupun panti asuhan.
Selain dari internal Persyarikatan, aksi ini juga diikuti oleh ormas-ormas Islam, FSLDK, KAMMI, KNPI, IMM, PDNA, PDIPM dan tokoh-tokoh lintas agama. H.M.Arif An koordinatir aksi, menyampaikan bahwa aksi ini adalah bentuk kepedulian warga Surabaya sebagai sesama manusia.
“Jangan ada perilaku yang melanggar hak- hak asasi manusia. Kami mohon kepada pemerintah myanmar untuk menghentikan aksinya. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah mengutus Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi. Tapi kami juga berharap agar Presiden Jokowi bisa turun langsung,” tegasnya.
(Baca: 6 Sikap Pemuda Muhammadiyah Jatim soal Rohingya)
Sementara itu Ketua Majelis Budhayana Indonesia di Surabaya, UP Irwan Ponto, dalam orasi kemanusiannya meminta pemerintah Myanmar menyudahi perilaku penganiayaan terhadap etnis Rohingnya.
“Kami sebagai ummt budha di Indonesia merasa sangat malu melihat Myanmar yang notabene adalah negara yang mayoritas agamanya Budha, namun tidak mencerminkan sifat kasih sayang terhadap sesama,” katanya dengan berapi-berapi.
Sementara itu, Ketua Majelis Pelayanan Sosial Muhammadiyah Ferry Yudi kepada pwmu.co menyampaikan, panti asuhan Muhammadiyah di Surabaya siap menampung anak-anak pengungsi Rohingya.
“Kami panti Muhammadiyah di Surabaya siap menampung anak-anak tersebut. Panti bayi juga punya,” tandas Ferry Yudi yang juga Wakil Sekretaris Bidang Sosial Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. (fyas/ilmi)