PWMU.CO – Pada tahun 1950-an awal, terutama sesaat setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia pada Desember 1949, organisasi Muhammadiyah mulai berbenah. Setelah vakum hampir 5 tahun karena disibukkan dengan perjuangan melawan penjajah, geliat dakwah mulai dikencangkan. Tidak terkecuali di wilayah Provinsi Jawa Timur, yang diawali dengan berbagai konsolidasi.
Tak heran jika Tim Penyusun buku “Menembus Benteng Tradisi: Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1914-2004” mencatat tahun 1951 sebagai tonggak kebangkitan baru. Pada akhir tahun itu berbagai tokoh Muhammadiyah di Jatim mulai bisa berkumpul dan berkonsolidasi. Hasilnya, terbentuklah “Majelis Perwakilan Pengurus Besar Muhammadiyah tingkat Provinsi”. Sebuah nama lembaga yang menggantikan istilah Konsulat/konsul yang berlaku pada masa-masa sebelum kemerdekaan.
MP PB Tingkat Provinsi inilah yang dalam perkembangan selanjutnya berubah menjadi “Pimpinan Wilayah Muhammadiyah” atau PWM. Dengan demikian, berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah yang disahkan Muktamar ke-31 di Yogyakarta, 21-26 Desember 1950, selain ada tiga tingkat pimpinan (Pusat, Cabang dan Ranting), ada yang namanya MP PB. MP PB Muhammadiyah dibentuk di tiap-tiap provinsi dan atau daerah Karesidenan.
(Baca juga: 5 Cerita Kedekatan Bung Karno-Mas Mansur dan Pemakubumi Islam Berkemajuan di Jember, serta Penebar Visi Islam Berkemajuan di Madura)
Tak heran jika dalam pembentukan MP PB Tingkat Provinsi ini, di Jatim terdapat 6 MP PB tingkat Karesidenan, yaitu Surabaya, Madura, Malang, Besuki, Kediri, dan Madiun. Keenam MP PB Karesidenan ini –yang lebih dikenal dengan Perwakilan Muhammadiyah Daerah atau Majelis Daerah–, yang menyelenggarakan musyawarah untuk membentuk MP PB Tingkat Provinsi pada akhir 1951. Bertempat di Kantor Partai Masyumi Jl. Peneleh 18 Surabaya, rapat secara mufakat memutuskan H Abdulhadi sebagai Ketua MP PB Tingkat provinsi Jatim.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah dan baca juga 3 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Berikut adalah fakta-fakta penting tentang ketua pertama PWM Jatim ini.
1. Kelahiran Pekajangan, Pekalongan, Jawa Tengah
Dalam sejarah Muhammadiyah Jatim setelah pembentukan “Perwakilan Pengurus Besar Muhammadiyah tingkat Provinsi” sebagai cikal bakal PWM, Abdulhadi merupakan satu diantara dua Ketua PWM yang berasal dari luar Jatim selain Thohir Luth. Abdulhadi adalah pria kelahiran Pekalongan tahun 1900, sementara Thohir merupakan kelahiran Alor, Nusa Tenggara Timur.
selanjutnya halaman 02…