Jika dibuat grafik, total ada 7 Ketua PWM yang “asli” kelahiran Jawa Timur, dari 9 orang yang pernah diamanahi sebagai Ketua PWM. Yaitu M. Saleh Ibrahim dan M. Anwar Zain (Surabaya), Oesman Muttaqin (Pamekasan, Madura), Abdurrohim Nur (Sidoarjo), Fasichul Lisan (Malang), Syafiq A. Mughni (Lamongan), dan M. Saad Ibrahim (Mojokerto). Abdulhadi dilahirkan di Pekalongan, pada dekade awal tahun 1900. Masa kecilnya dilalui di kota yang terkenal sebagai pusat perdagangan sekaligus sentra pengerajin batik.
(Baca juga: 5 Cerita Kedekatan Bung Karno-Mas Mansur dan Pemakubumi Islam Berkemajuan di Jember, serta Penebar Visi Islam Berkemajuan di Madura)
Istilah PWM sendiri awalnya adalah MP PB tingkap provinsi, kemudian berubah menjadi Pimpinan Muhammadiyah Wilayah (PMW) setelah muktamar Bandung 1965, dan berubah lagi menjadi PWM seusai Muktamar di Surakarta 1985. Khusus Jawa Timur, perubahan MP PB Provinsi Jatim menjadi PMW terjadi pada Oktober 1965, dan penggunaan PWM terjadi pada tahun 1987.
Perubahan MP PB menjadi PMW juga diikuti dengan perubahan tajam dalam struktur kepemimpinan Muhammadiyah. Sebab, sejak saat itu PMW resmi diizinkan melengkapi dengan Badan Pembantu Pimpinan berupa Majelis dan Lembaga. Putusan Muktamar 1965 di Bandung, mengamanatkan kepada Majelis Tanwir yang telah diberi wewenang oleh Muktamar uintuk menyempurnakan struktur organisasi dan Anggaran Dasar Muhammadiyah.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah dan baca juga 3 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Salah satunya adalah perubahan organisasi yang berjenjang mulai Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting. Khusus PMW, struktur ini ditingkatkan menjadi pimpinan yang bersifat operasional dengan kelengkapan majelis-majelisnya, berkedudukan di ibukota Provinsi. Struktur organisasi itu pula yang hingga kini bertahan dalam kepemimpinan PWM.
2. Inisiator Pembentukan PWM Jatim
Cikal bakal lahirnya PWM Jatim itu terjadi melalui sebuah musyawarah di Kantor Masyumi Jl. Peneleh 18 Surabaya (27-28 Oktober 1951). Peran Abdulhadi cukup penting ketika menjadi motor, bersama tokoh Muhammadiyah Jatim lainnya, dalam pembentukan MP PB Muhammadiyah, model struktur cikal PWM. Abdulhadi sendiri, saat itu tercatat sebagai Ketua MP PB eks Karesidenan Surabaya dan Bojonegoro sejak tahun 1942.
selanjutnya halaman 03…