PWMU.CO – Salah satu alumni MI Muhammadiyah 2 (MI Mutwo) Campurejo Panceng Gresik tahun pelajaran 2020-2021, Lu’lu’ Fina Firdausy diterima di Mahad Manarul Quran Paciran Lamongan setelah melalui beberapa tes, Rabu (19/6/2024)
Firda, panggilan Lu’lu’ Fina Firdausy setelah lulus dari MI. Mutwo melanjutkan ke SMP Muhammadiyah 13 Campurejo lulus tahun 2024 dengan hafalan empat juz.
Karena ingin mendalami Al-Quran, dan melanjutkan hafalannya, dia meneruskan ke pondok pesantren berbasis Al-Quran yaitu pesantren tahfidh Manarul Quran yang ada daerah perbukitan Desa Paciran Lamongan.
penguji tes, ustadzah Lestari Dwi Utari menyampaikan hasilnya bahwa bacaan, kelancaran, hafalan, tahsin, dan tajwidnya sudah bagus, tapi tetap masih ada yang harus diperbaiki.
“Bacaan al-Qurannya secara keseluruhan bagus, tapi ada beberapa kata yang kurang jeli membacanya, mungkin karena ayatnya asing sehingga ada kata yang tasydidnya tertukar satu huruf setelahnya,” jelasnya.
Sedangkan kelancaran bacaannya juga bagus. Sebab ketika Firda membaca tanpa terbata-bata, sambung ustadzah Tari, panggilan akrab dari ustadzah Wahyu Dwi Lestari.
“Hafalannya juga baik, setelah saya minta sambung ayat dari 4 soal mulai juz 29, ep, dan juz 1, Firda mampu menjawab 3 soal dan gagal 1 soal,” jelasnya.
Ustadzah Tari juga menyampaikan, dari tahsin dan tajwid hasil tes bacaan al-Quran alumni MI. Mutwo tersebut baik.
“Alhamdulillah tahsinnya bagus, setiap bacaan huruf-hurufnya rata-rata benar, termasuk tajwidnya. Hanya yang perlu diperbaiki adalah ghunnahnya,” terang Tari.
Beberapa tahun terakhir ini, lulusan MI Muhammadiyah 2 Campurejo mulai meningkat dalam hal pembelajaran al-Quran. Hal ini dibuktikan dengan lulusannya yang diterima di pondok pesantren rata-rata bacaan al-Qurannya bagus.
Maka untuk menjaga kualitas bacaan dan hafalan al-Quran siswa, maka tahun pelajaran 2024-2025 akan dibuka kelas tahfidh. Hal ini disampaikan oleh Nurkhan, kepala MI. Mutwo 2 Campurejo.
“Kelas tahfidh ini akan di bagi menjadi dua. Kelas tahfidh kelompok kecil dan kelas tahfidh kelompok besar. Kelas kecil terdiri dari peserta didik yang berasal dari kelas 1-3 yang bacaan dan hafalannya baik dan bagus. Kemudian kelompok besar terdiri dari siswa kelas 4-6 dengan kriteria seperti kelas kecil,” urainya.
Selama pembelajaran berlangsung, ada target minimal yang harus terpenuhi. Kemudian setelah target tersebut terpenuhi maka siswa tersebut di roling dengan siswa yang belum terpenuhi hafalannya. Sedangkan siswa yang sudah hafal tadi akan mengikuti murojoaah setiap oleh wali kelasnya masing-masing agar tidak lupa.
Sehingga semua siswa di kelas tersebut akan mengikuti dan merasakan kelas tahfidh. Sehingga hafalan al-Qurannya akan merata ke semua siswa, tidak hanya terfokus pada beberapa siswa saja.
“Sebagai contoh kelas tahfidh kecil target hafalannya satu juz, yaitu juz 30, selama 3 bulan harus terpenuhi, setelah anak-anak sudah hafal satu juz maka kemudian di roling dengan peserta didik lain, dan yang sudah hafal tadi akan di murojoaah oleh wali kelasnya setiap pagi agar tidak lupa,” kata kepala MI. Mutwo tersebut.
Begitu juga kelas tahfidh yang besar. Jadi, semua siswa MI. Mutwo di maksimalkan agar mereka rata-rata mampu memenuhi target hafalan yang sudah ditentukan oleh madrasah.
Penulis Nurkhan Editor Azrzoal Hasan