PWMU.CO – Ini berita yang masih sangat mengejutkan. Dokter Esti Martiana Rachmi MARS meninggal dunia. Hari ini, Sabtu (22/07/2024). Beliau berjuang sangat lama menghadapi penyakit yang dideritanya. Akhirnya Allah memanggilnya.
Kami kenal baik dengan dokter Esty. Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur periode 2005-2015. Terutama dengan istri saya yang aktif di Nasyiatul Aisyiyah dan juga di Aisyiyah. Sejak kami masih sama-sama aktif di organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom) Jawa Timur, kami sudah kenal dengan dokter Esty. Orangnya energik, humble, dan sangat dekat dengan anak-anak muda. Pun dengan saya dan calon istri saya waktu itu. Hehehehe…
Banyak nasihat yang diberikan kepada kami. Juga mau mendengar keluh kesah anak muda tanpa pandang bulu. Beliau selalu menyapa terlebih dahulu. Selalu sumringah, bahagia, saat bertemu kader-kader muda. Tidak sungkan menularkan pengalaman hidup, bahkan selalu memberikan spirit, semangat bagi anak muda.
Kami jadi tidak sungkan untuk berinteraksi dengan beliau. Apa yang kami keluhkan beliau dengar dengan seksama. Beliau carikan solusi tanpa menggurui. Bahkan mau bergurau dengan kami. Tak ada sekat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur. Ataupun sebagai kepala dinas kesehatan (Kadinkes) kota Surabaya. Beliau sungguh santun dan sangat hormat dengan anak muda.
Selalu menyemangati
Saat kami menikah di tahun 2006, banyak tokoh yang hadir. Dari pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) hadir Profesor Thohir Luth, Ustadz Nur Cholis Huda, mas Tamhid Mashudi, dan mas Imam Sugiri. Sementara dari PWA Jawa Timur hadir dokter Esty dan jajarannya. Beliau semua menyaksikan pernikahan kami. Padahal seharusnya hadir di acara pembukaan Muhammadiyah Education Award (ME Award) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Maklumlah kami berdua ini sama-sama berhikmat di PWM Jawa Timur.
Dokter Esty bahkan memberikan modal bagi kami untuk memulai hidup baru. Bagi kami jumlah itu besar. Yah anak muda berani nikah hanya modal nekad. Hehehehe
Saat anak pertama kami lahir, istri saya sering membawa anak kami bergiat di Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur. Saat musim pelantikan tiba, kadang pelantikan bersama Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah. Ketika istri datang melantik kadang bersama dengan profesor Syafiq A. Mughni dan dokter Esty yang saat Ketua PWM dan PWA Jawa Timur. Ketika giliran istri saya melantik, putra kami dijaga oleh dokter Esty atau Prof Syafiq.
Dokter Esty tidak sungkan membantu istri saya menjaga anak kami. Bagi Nasyiatul Aisyiyah, berkegiatan dengan membawa anak itu sudah biasa. Justru menambah semangat dan ghiroh perjuangan.
Kini perempuan baik itu sudah pergi. Terasa masih kemarin kami sering bertemu, mengobrol, dan bercanda. Beliau ibu bagi aktifis muda di PWM Jawa Timur. Penuh humor dan ramah. Selalu menyemangati dan inspiratif.
Kami akan sangat kehilangan panutan yang luar biasa. Kami bersaksi dokter Esty orang baik. Bahkan sangat. Kami berdoa agar dokter Esty dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di surga jannatun naim. Selamat jalan bunda Esty. Doa kami selalu menyertai.
Penulis Ernam Editor Azrohal Hasan