PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur mengadakan pertemuan khusus dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jumat (21/6/2024).
Pertemuan ini dihadiri oleh selaku Sekretaris Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur, Bapak Eko beserta jajaran. M. Hengki Pradana, selaku ketua umum PW IPM Jawa Timur periode 2023-2025 memimpin audiensi ini.
Dalam pertemuan tersebut, M. Hengki Pradana membuka penyampaian dua hal yang ingin dibahas oleh PW IPM Jawa Timur, yaitu sinkronisasi kalender pendidikan dan pemberlakuan IPM Kids. Hal ini mengacu kepada hasil muktamar IPM pada 2023 lalu yang menurunkan umur minimal anggota IPM dari 13 Tahun menjadi 10 Tahun.
Kemudian permohonan Bidang Perkaderan kepada Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur berupa Surat Instruksi ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) untuk memassifkan penggunaan nomenklatur Fortasi sebagai tittle besar agenda pra-perkaderan di IPM, serta penyeragaman kegiatan Fortasi di seluruh Jawa Timur.
Usulkan Pembentukan IPM Kids di Ranah Pendidikan Dasar
Aida Meilina, ketua bidang perkaderan PW IPM Jawa Timur mempresentasikan gagasan-gagasan pada rancangan buku pedoman pelaksanaan IPM Kids yang nanti akan massif disosialisasikan ke seluruh sekolah di Jawa Timur. Tidak hanya buku pedoman saja, PW IPM Jawa Timur juga secara khusus menyiapkan Badan Inkubasi yang akan mengawal proses berjalannya arah gerak IPM Kids di Jatim.
Selain itu, PW IPM Jawa Timur berencana memperjelas posisi-posisi IPM di Pondok Pesantren dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah (LP2M).
Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur merespon dengan baik usulan tersebut. Bapak Eko, selaku Sekretaris Dikdasmen PWM Jawa Timur menyatakan dukungannya terhadap keberadaan IPM Kids.
“Kami tentu mendukung penuh diberlakukannya IPM Kids ini, karena anak-anak memiliki perkembangan kognitif yang perlu diperhatikan. Terlebih saat ini, generasi kita, yang sering disebut generasi stroberi, membutuhkan peneguhan prinsip dan pelatihan manajerial sejak dini,” ujarnya.
Dia juga memberikan beberapa saran untuk keberlangsungan IPM Kids, termasuk menyarankan untuk membuat silabus yang sesuai dengan anak-anak, menentukan secara konkret aktivitas yang akan dilakukan, serta menjadikan IPM Kids sebagai ekstrakurikuler atau ekskul wajib yang menanamkan keilmuan IPM dan memiliki korelasi dengan pelajaran.
Selain itu, disarankan agar konsepsi kegiatan IPM Kids untuk anak-anak SD lebih baik dijadikan sebagai ekstrakurikuler atau organisasi, membuat kurikulum kegiatan, menyusun rasionalisasi ilmiah, serta struktur segmentasi di sekolah yang mana saat ini Muhammadiyah memiliki konsep profil pelajar berkemajuan. Majelis Dikdasmen memberikan komitmen yang kuat untuk berlangsungnya fortasi dan IPM Kids ini kedepan.
Menutup pertemuan, M. Hengki Pradana menyampaikan harapannya agar PW IPM Jawa Timur dapat dilibatkan dalam audiensi selanjutnya antara Dikdasmen PWM Jawa Timur dan Ayahanda PWM Jawa Timur terkait Fortasi.
“Harapannya, kami dapat dilibatkan juga dalam audiensi berikutnya antara Dikdasmen PWM Jawa Timur dan Ayahanda PWM Jawa Timur terkait Fortasi ini,” pungkasnya.
Penulis Faqih, editor ‘Aalimah Qurrata A’yun