PWMU.CO – Rumah Sakit Aisyiyah (RSI) Nganjuk menggelar perkaderan Baitul Arqom bagi pejabat struktural dan fungsional di Hotel Grand Whiz Trawas, Mojokerto, Sabtu-Ahad (22-23/06/2024).
Menurut Direktur RSI Aisyiyah Nganjuk, dr Agus Pribadi MM, Baitul Arqom ini bertujuan untuk penanaman ideologi Muhammadiyah dan semangat dalam pelayanan.
“Ini sangat penting sekaligus menjadi ciri pembeda antara rumah sakit Muhammadiyah dengan lainnya,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa dokter Agus ini lebih lanjut menyampaikan bahwa RSI Aisyiyah Nganjuk harus menerapkan empat prinsip yang dikenal dengan FAST -fatonah, amanah, shidiq, tabligh-. “Ini harus menjadi prinsip pelayanan kita,” tambahnya.
Prinsip pertama adalah Fatonah, yaitu cerdas. Bisa mengikuti perkembangan terbaru, selalu update, tidak ketinggalan zaman. Prinsip kedua adalah Amanah, yaitu bisa dipercaya dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
Prinsip ketiga adalah Shidiq, yaitu jujur dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Insya Allah semua teman jujur, tidak ada yang korupsi. Benar enggeh?” tanya dokter Agus.
Prinsip keempat adalah Tabligh, yaitu menyampaikan keteladanan. “Semua informasi dari atas harus disampaikan kepada bawahan tanpa ada yang dikurangi atau ditambah,” lanjutnya.
Harapannya, setelah Baitul Arqom ini, seluruh pejabat struktural dan fungsional menjadi lebih tangguh dan tawadhu. Bisa menghadapi masalah, tidak cengeng, dan tidak mudah putus asa. Juga tidak menyalahgunakan kekuasaan.
“Dulu orang rumah sakit paling benar. Sekarang masyarakat yang paling benar. Harus mampu meredam dan menyelesaikan masalah dengan baik,” pungkas dokter Agus.
Wujud Praktis Dakwah
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Novita Rulli Rokhmawati SST, menyampaikan bahwa RSI Aisyiyah Nganjuk merupakan wujud praktis dari dakwah gerakan Muhammadiyah, sebagaimana yang diharapkan dan dicita-citakan oleh Kyai Sujak.
“Amal usaha kesehatan ini melanjutkan risalah, wahana dakwah, dan media perkaderan bagi Muhammadiyah,” terangnya.
Baitul Arqom menjadi sarana untuk mengasah kepekaan dalam bermuhammadiyah, serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan dakwah Muhammadiyah. “Sedikit-sedikit diingatkan. Sedikit-sedikit dilakukan,” lanjut Novita Rulli.
Dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa berjuang di Muhammadiyah dengan gembira. “Melaksanakan semua amal ibadah sesuai tuntunan al-Qur’an dan sunnah maqbula,” pungkas Novita Rulli. (*)
Penulis Ernam Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan