PWMU.CO – Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur ini lihai memanfaatkan setiap kegiatan persyarikatan di tingkat ranting.
Insting bisnisnya sangat kuat ciptakan setiap momen acara ranting menjadi ladang mengais rizki, setiap ada kerumunan warga Muhammadiyah selalu dibaca sebagai peluang untuk meraup pundi-pundi income keuangan.
Sebagaimana dilakukan saat acara Pelepasan dan Pentas Seni PAUD Aisyiyah Sendangagung yang digelar di Hall Watungkal Edupark Sendangagung (WES), Sabtu (29/6/2024).
Hal ini diakui oleh Ketua PRNA Sendangagung Resti Anindiyati, bahkan di H -1 (sebelum Pentas Seni) PRNA ini sudah jualan di Bazaar 28-29 Juni 2024.
Aneka jajanan yang dijual pentol, sempol, es teh, es degan, jajanan (tahu petis, kacang telur, martabak, lumpia, pisang coklat, telur puyuh, tape ketan, telur gulung, puding, brownies. Makanan ringan, mie rebus dan goreng LezatMU. Air botol kemasan.
“Bazar kali ini yang paling kurang persiapan, karena Qodarullaah banyak ibu anggota PRNA juga jadi wali murid PAUD. Jadi yang siap standby di bazar tidak sebanyak bazar sebelumnya. Meskipun demikian, Alhamdulillaah Allah beri kemudahan. Bazar kali ini pas antara barang yang dijual dengan barang yang dibeli. Jadi bisa dikatakan bazar kali ini sukses meskipun dengan persiapan yang minim, hampir semua barang dagangan habis terjual,” terang istri Muhammad Fazid Ulya Nahari ini.
“Laba bazar di Watungkal Edupark Sendangagung (WES) 1.444.000. InsyaAllah sebagian akan diberikan ke TK ABA Sendangagung, sebagian lagi untuk kas PRNA,” tambah putri pertama pasangan Sri Asian dan Milhan Muin ini.
Sriwelas Setiowati Nasikin, salah satu anggota PRNA yang ikut jaga stan bazar melaporkan, paling laris es teh. Terjual sekitar 210 cup. Disusul pentol dan sempol. Dilanjut es degan 150 cup.
“Kemarin, 28 Juni 2024 ada gladi resik, mendadak jualan pentol dan es teh es degan karena adanya permintaan dari bu guru dan wali murid. Terus saat hari H ditawari bu guru TK. Alhamdulillaah langsung kami respon dengan antusias, meskipun ada anggota PRNA yang siap jualan sambil gendong anaknya” terang wanita yang sedang hamil muda ini.
Sementara itu, Ainuz Zubaidah ibunda Haidar Arif Alfarizki (TK B) rela mengantri untuk mendapatkan apa yang mau dibeli, maklum kegiatan dari pagi sampai siang perlu asupan makanan untuk sekedar menambah energi.
“Es tehnya enak, es degannya bikin rela menunggu. Pentol dan sempol banyak yang nggak kebagian. Alhamdulillaah ada bazar PRNA di dalam area pensi. Jadi tidak perlu keluar Watungkal untuk sekedar mengganjal perut atau mengobati dahaga,” ujar wanita yang berprofesi mengajar di MA Al-Ishlah Sendangagung ini.
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan