PWMU.CO – PDM Kota Malang menyelenggarakan Tabligh Akbar dengan tema “Penguatan Dakwah dengan Pemberdayaan Ekonomi Ummat.” Acara kali ini menghadirkan Dr H Anwar Abbas MM MAg dari PP Muhammadiyah sebagai Narasumber dalam dialog kebangsaan, Ahad (30/6/2024).
Bertempat di Masjid Panglima Sudirman Jalan Tumenggung Suryo, acara kali ini dihadiri warga persyarikatan Muhammadiyah se-Kota Malang. Dalam acara ini juga menampilkan berbagai keunggulan dari SD Muhammadiyah 9 dan SMP Inovasi Muhammadiyah 2.
Tidak kalah serunya, ada kegiatan Bazar UMKM binaan Majelis Ekonomi PDM Kota Malang. Ada juga sarapan gratis dari Warung Gratis Perhasia, pemeriksaan kesehatan dari RSI Aisyiyah dan ada fasilitas pemindahan faskes satu ke Klinik Muhammadiyah Blimbing. LAZISMU Kota Malang juga menyediakan bakso sebanyak 600 mangkok untuk menyemarakkan Tabligh Akbar.
Prof Abdul Haris M Ag dalam sambutannya menjelaskan bahwa Tabligh Akbar yang diselenggarakan setiap Ahad ke-5 dari periode lalu ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar warga Muhammadiyah Kota malang. Juga sebagai ajang untuk menunjukkan kreasi dan prestasi anak-anak yang bersekolah di Muhammadiyah, menguatkan ekonomi Muhammadiyah, kaderisasi bagi Ortom, dan menyemarakkan kegiatan di cabang dan ranting.
“Saat ini, kami mendata jumlah riil warga Muhammadiyah. Maka bulan Juli nanti LPCR harus sudah memiliki data riil jumlah anggota Muhammadiyah yang sudah memiliki BBM dan jumlah simpatisan Muhammadiyah,” lanjutnya.
Santunan LAZISMU Kota Malang
LAZISMU Kota Malang melakukan penyerahan santunan kepada korban kebakaran (19/6/2024) yang juga menjadi anggota Aisyiyah Blimbing. Penggalangan dana yang sementara terkumpul sebesar Rp 47.000.000, diberikan oleh Ketua PDM kepada Ibu Wati.
Saat mengawali tausiyahnya, Buya Anwar Abbas menanyakan kembali jumlah dana yang terkumpul dan beliau menyumbang agar jumlahnya pas Rp. 50.000.000 yang akan ditransfer setelah selesai acara.
“Saya walaupun tua tapi terlihat muda, karena sama istri saya disuruh pakai kosmetik Warda, pakailah produk skincare milik warga Muhammadiyah, agar keuntungannya kembali kepada Muhammadiyah,” tuturnya.
Kisah Buya Anwar Abbas
“Saya membantu petani karet Tulang Bawang Lampung. Yang membantu saya Datuk Sri Sukimin, dia punya produk yang bisa meningkatkan penghasilan petani karet bisa menaikkan 3 kali lipat dengan teknologi baru dari mereka. Harapannya ketika petani sejahtera maka zakat, infaq shodaqohnya kembali ke Muhammadiyah,” Buya Anwar mulai bercerita.
“RS Muhammadiyah Jakarta dan Lamongan bekerjasama di bidang per-AC-an, ternyata pengeluarannya terlalu tinggi. Ada perusahaan yang menawarkan diri untuk membantu agar penggunaan AC tidak mengeluarkan biaya yang terlalu tinggi dengan syarat seluruh AC yg ada di RS itu diganti dengan AC perusahaannya tanpa membayar serupiah pun. Kalau seandainya rusak, maka akan diperbaiki AC nya dan jika tidak bisa diperbaiki maka akan diganti yang baru. Proyek ini, saya yang mentanda tangani dengan BUMN-nya malaysia karena PT tersebut bekerjasama dengan BUMN Malaysia sehingga tanda tangan MoU harus dilakukan dengan BUMN Malaysia,” lanjutnya.
Buya bercerita tentang istrinya yang tidak pernah minta uang, karena sebelum meminta, Buya sudah memberinya terlebih dahulu.
Rata-rata suami Muhammadiyah itu pelit ke istrinya, maka Buya memberi tips kepada para peserta Tabligh Akbar agar gaji yang diketahui istri, diberikan semua ke istri.
“Ketika istri mau jalan-jalan sama temannya saya kasih uang buat traktir teman-temannya,” pesannya.
“Kalau saya ngasih istri saya uang, kadang dipakai buat beramal ke Aisyiyah. Maka saya kasih saja istri saya uang buat pergerakan Aisyiyah, karena kembali juga ke Muhammadiyah.”
Pesan Buya Anwar Abbas
Buya teringat dengan kata-kata Jenderal Sudirman yang membuatnya berpesan beberapa ha, yakni:
Pertama, Jika kalian ingin menang, maka kalian harus kuat, untuk bisa kuat maka kalian harus bersatu, untuk bisa bersatu maka harus rajin membangun tali silaturahmi dan tali batin.
Kedua, jika ada acara pengajian maka yang banyak hadir, pasti ibu-ibu. Maka kita harus membuat kreativitas agar ketika mereka datang ada sesuatu menguntungkan dia. Karena bapak-bapak lebih rasional daripada ibu-ibu.
Ketiga, sebaiknya warga Muhammadiyah ini dikelompokkan sesuai minatnya masing-masing.
Buya menekankan tujuan kita berekonomi kemajuan ini adalah:
- “Memajukan ekonomi karena milik kita masih lemah. Suara Muhammadiyah Tower, sarana dan prasarana di hotel SM kurang lengkap. Kenapa kita tidak membuat jaringan hotel Muhammadiyah. Sudah waktunya Muhammadiyah membuat jaringan hotel sendiri. Kenapa Sengkaling tidak bermitra dengan daerah lain. Seandainya potensi-potensi bisnis ini bisa dijalankan, maka kita bisa menguatkan perekonomian organisasi kita.”
- Memajukan ekonomi pengurus. Buya Anwar Abbas mempertanyakan mengapa kita tidak menggunakan jasa konstruksi milik Muhammadiyah dalam membangun gedung milik AUM. Selama ini, kita masih menggunakan jasa dari luar Muhammadiyah. Buya Anwar mengambil contoh jika dia memiliki 93 miliar untuk pembangunan sebuah gedung, maka dia akan meminta tolong rektor UMM bisa sebanyak 70 miliar. Dengan sisa 23 miliar, ini bisa digunakan untuk keperluan organisasi. Jika menggunakan jasa konstruksi warga Muhammadiyah sendiri. Jika tidak ada di kalangan umat, bisa dari kalangan berbangsa.
Di akhir tausiyahnya, Buya menyampaikan harapannya kepada ketua PDM supaya terus menggelorakan masalah ekonomi. (*)
Penulis Fatimah Az-Zahro Editor Wildan Nanda Rahmatullah