PWMU.CO – Meningkatnya jumlah penderita penyakit gagal ginjal menjadi perhatian serius Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) untuk meningkatkan layanannya. RS UMM pun meresmikan unit Hemodialisa (HD) dan Poli Psikologi di aula lantai dua Gedung Penunjang RS UMM, Sabtu (9/9).
Peresmian unit HD RS UMM yang dilangsungkan bersamaan dengan tasyakuran Milad ke-4 RS UMM itu, menyusul diterbitkannya Surat Izin Praktik (SIP) unit HD RS UMM oleh Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur pada bulan Agustus lalu.
Direktur RS UMM, Prof Dr dr Djoni Djunaedi Sp PD KPTI menyampaikan, unit HD sudah memberikan pelayanan pada masyarakat sejak dua bulan lalu. ”Unit HD RS UMM memiliki enam mesin yang mampu melayani hingga 24 pasien dalam sehari. Satu mesin beroperasi sebanyak dua shift dan tiap shift melayani empat pasien,” terangnya.
Djoni menyatakan, peresmian ini akan banyak bermanfaat melayani pasien yang ingin melakukan cuci darah. “Prevalensi pasien jatuh ke gagal ginjal di kota Malang mencapai 650 ribu orang. Kalau dalam sehari RS UMM bisa melayani hingga 24 pasien, maka diharapkan ini akan memenuhi kebutuhan pasien. Saat ini unit HD UMM masih membuka satu shift, karena keterbatasan jumlah perawat,” ujarnya.
RS UMM merupakan rumah sakit pertama yang mengantongi surat izin legal dari provinsi. Beberapa RS yang sudah mengoperasikan unit HD sebelumnya masih dalam pengajuan izin legal. Selama ini, imbuh Djoni, pasien yang membutuhan layanan hemodialisa berasal dari berbagai daerah, seperti Blitar, Pasuruan, maupun Sidoarjo. Hal ini, karena di beberapa RS daerah belum memiliki layanan hemodialisa.
”Selain karena RS UMM sudah mampu melakukan itu, pasien gagal ginjal juga semakin banyak. Jadi alangkah lebih baiknya kalau RS UMM mampu memberi pelayanan itu,” ungkap Djoni.
Wakil Rektor II UMM Dr Nazaruddin Malik MSi dalam sambutannya mengatakan, memasuki usia empat tahun, RS UMM terus berupaya memosisikan sebagai RS terbaik.
”Ini tidak hanya mengusung misi kesehatan, tapi lebih dari itu juga misi dakwahamar ma’ruf nahi munkar. Oleh karenanya, harus direfleksikan dalam upaya memperbarui level, tentunya ke arah yang lebih baik,” tukas Nazar.
Hal tersebut, selain melalui pengembangan jajaran sumber daya manusia, juga tak lepas dari peran seluruh stakeholders. ”Kolaborasi, sinergi, dan tanggapan yang responsif harus dimiliki seluruh elemen untuk memajukan rumah sakit ini, baik dokter, pengelola, rekan kerja, dan utamanya customer,” katanya.
Ke depan, Djoni berharap RS UMM akan dapat mewujudkan target memiliki poli endoskopi dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). “Kita juga ingin segera dapat memberi layanan untuk penyakit jantung, kemoterapi kanker, dan gawat paru. Ahlinya sudah ada, tinggal kita siapkan saja. Semoga ke depan segera terwujud,” pungkas Djoni. (ich/han/aan)