PWMU.CO – Meskipun umat muslim meyakini bahwa ajaran Islam itu sempurna dan mencakup konsep kehidupan yang baik dan menyeluruh, tetap saja tidak sedikit kajian yang memandang negatif. Hal ini, dikarenakan masih lemahnya implementasi atau pengamalan atas konsep-konsep yang baik tersebut.
”Muhammadiyah menerjemahkan Islam pada banyak nilai-nilai aktual. Islam memang agama iman, agama ilmu tapi juga pada titik kongkrit Islam adalah dinul amal, agama amaliyah. Tidak ada manifestasi Islam kecuali dalam perbuatan,” terang Dr Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam pembukaan Rakernas MEK dan Silatkernas JSM di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann Bandung, Rabu (13/9).
(Berita terkait: Gubernur Jabar: Tafsir Ekonomi Muhammadiyah Perlu Segera Dibuat)
Di antara tesis negatif tentang Islam sebagaimana diungkap Haedar adalah pendapat bahwa Islam adalah agama prajurit. ”Etika protestan yang melahirkan kapitalisme versi Weber tidak ada pada Islam. Ia salah, karena Islam justru dibesarkan juga oleh para pedagang,” ujar Doktor Politik Islam UMY ini.
Terkait persoalan ekonomi, Haedar Nashir mengungkap kunci sukses diaspora pengusaha China. Ia mengutip pengamatan klasik dari penjelajah muslim Ibnu Batutah. ”Soliditas, Jaringan, Penguasaan Informasi, Pragmatisme Politik, dan kemampuan adaptif. Inilah yang membuat diaspora China berhasil,” terangnya.
”Lima hal inilah juga yang perlu diadaptasi menjadi kekuatan kolektif dan spirit saudagar Muhammadiyah,” lanjutnya.
(Baca juga:Hajriyanto Y Thohari: Indonesia Tak Serius Kembangkan Ekonomi Syariah)
Suami dari Noordjannah Djohantini, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah 2015-2020 ini juga menantang agar para saudagar Muhammadiyah bisa membuktikan keberhasilannya di tingkat institusionalisasi. ”Selama ini, ada kesan bahwa saudagar Muhammadiyah yang sukses di level pribadi, tapi masih kurang sukses jika konsepnya dijalankan secara organisasi,” kritiknya.
Rakernas Majelis Ekonomi Kewirausahaan dan Silatkernas Jaringan Saudagar Muhammadiyah ini sendiri digelar selama tiga hari, pada tanggal 13-15 September 2017 dan diikuti perwakilan Majelis Ekonomi PWM-PDM se-Indonesia dan para saudagar Muhammadiyah.(faizin/aan)