PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 & 2 Taman, yang dikenal dengan sebutan SD Mumtaz, kembali mengukuhkan komitmennya dalam mendorong budaya inklusi ramah anak dan melawan tindak bullying. Komitmen ini masuk dalam serangkaian kegiatan edukatif yang kreatif dan berkesinambungan pada hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Jumat (19/7/2024).
Sebagai sekolah inklusi terkemuka sejak tahun 2017, SD Mumtaz mampu menyediakan lingkungan yang mendukung bagi 96 siswa berkebutuhan khusus dengan berbagai hambatan. Dengan total 1.212 murid pada tahun ajaran 2024-2025 ini dan didukung oleh 185 guru dan karyawan, sekolah ini memegang teguh prinsip bahwa keragaman adalah kekayaan yang harus dirawat dengan baik.
Tantangan terbesar bagi sekolah dengan populasi yang besar dan heterogen adalah upaya pencegahan tindak bullying. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SD Mumtaz, Heni Dwi Utami SSos SPd, menegaskan, bahwa keberhasilan dalam mewujudkan budaya inklusif dan mengatasi bullying memerlukan kolaborasi aktif dari seluruh komunitas sekolah.
“TPPK (Tim Pencegahan & Penanganan Kekerasan) hadir sebagai langkah awal, namun kesadaran dan kerjasama dari semua pihak menjadi kunci utama,” ujarnya.
Pada Jumat, (19/7/24) lalu, seluruh guru kelas dan tim di 46 kelas SD Mumtaz melaksanakan sosialisasi intensif tentang budaya inklusif, anti-bullying, serta tata tertib dan sistem poin kedisiplinan sekolah.
Metode Interaktif Galakkan Inklusi dan Anti Bullying
Dalam suasana yang penuh semangat, mereka tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga melibatkan siswa dengan metode interaktif seperti game kartu karakter dan role play anti bullying.
Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan pesan-pesan penting dapat tersampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.
“Kami percaya bahwa dengan memperkuat kesadaran dan membangun sikap positif sejak dini, kami dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi setiap individu di SD Mumtaz,” imbuh Heni.
Semangat dan komitmen SD Mumtaz dalam menghadirkan pendidikan yang berintegritas dan inklusif patut diapresiasi. Sebagai contoh nyata bagaimana sekolah dapat menjadi motor perubahan dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan beradab.(*)
Penulis Umi Muzakki Editor Amanat Solikah