PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) dikunjungi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI pada Senin (22/7/2024).
Kunjungan dari Kemendag ini dalam rangka melakukan sosialisasi kecintaan produk dalam negeri geakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Kunjungan ini berlangsung meriah di Hall Mas Mansyur lantai 6 Smamda Tower yang disambut oleh ratusan siswa Smamda mulai dari kelas 10,11 dan 12.
“Bangga buatan Indonesia, yes yes yes” sorak meriah ratusan siswa smamda menyambut sosialisasi Kemendag RI.
“Terima kasih kepada Kemendag yang telah berkenan hadir datang memberikan sosialisasi pencerahan kepada siswa smamda supaya mencintai produk-produk dalam negeri,” sambut Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya H Astajab SPd MM.
Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag RI Krisna Ariza SIP ME mengatakan, sosialisasi bangga dan mencintai produk Indonesia kepada para siswa dan siswi ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan produk dalam negeri di tengah maraknya peredaran produk impor ilegal.
Krisna Ariza SIP ME menambahkan, hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membangun Indonesia emas 2045 mendatang yaitu dengan menumbuhan kecintaan terhadap produk Indonesia.
“Banyaknya produk impor beredar dengan harga yang sangat murah ini tentunya berdampak negatifnya akan mengambat pengembangan produksi dalam negeri,” ucapnya.
Banyak alasan yang membuat patut bangga dengan Indonesia salah satunya terkait bonus demografi. Menurut Dr Doni Yusri SP MM jika Indonesia memiliki beberapa kekuatan diantaranya:
- 1. Memiliki sumber daya alam yang melimpah
- 2. Memiliki penduduk yang banyak, dengan SDM yang tersebar
- 3. Letaknya yang sangat strategis diantara dua benua
- 3. Berada dalam perlintasan perdagangan Internasional
Selain bonus demografi tersebut ada jutaan alasan untuk bangga pada Indonesia.
“Jutaan alasan yang bisa membuat kita bangga dengan Indonesia, dari 1800 maskapai penerbangan di dunia, Garuda Indonesia merupakan maskapai paling tepat waktu di dunia. Selain itu saat peresmian menara Eiffel, mempertunjukkan gamelan parakansarak, yang mana gamelan dari Sukabumi ini yang mempengaruhi budaya musik perancis selama satu abad,” ucap Akhyari Hananto founder Good News from Indonesia.
Akhyari Hananto juga menyampaikan, banyak sekali produk-produk Indonesia yang mendunia. Diantaranya Indomie yang merupakan produk dan brand Indonesia yang paling mendunia, minuman berenergi seperti Extra Jos paling laku di Filipina, TV display di bandada terbesar Thailand memakai produk Polytron dari Kudus Indonesia.
Tak hanya itu, ada pula helm KYT yang dipakai pembalap dunia, Petronas tower yang memakai alat pemadam kebakaran buatan industri di Rungkut Surabaya dimana bahan bakunya berasal dari kulit singkong.
“Indonesia merupakan negara dengan kemampuan manufaktur kelima di Asia. Hal yang bisaa dilakukan yaitu dengan memprioritaskan produk dalam negeri, membanggai, berbagi pengalaman juga testimoni dari produk tersebut untuk membantu Indonesia mengejar dunia,” ujar founder Good News from Indonesia Akhyari Hananto.
“Dasar untuk bisa berinovasi adalah kreatifitas. Teknologi AI Tudak dapat menggangikan otak manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan, secanggih apapun itu teknologi,” ungkapnya.
Dosen IPB Dr Doni Yusri SP MM mengatakan, jika salah satu kekurangan generasi muda saat ini terletak pada mental, karakter. Sehingga sebagai generasi bangsa yang harus dipertahankan untuk menjaga mentalitas, mengembangkan dan meneguhkan karakter yang dimiliki.
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya H Astajab SPd MM menyampaikan, Smamda Surabaya sudah sejak lama menggunakan produk dalam negeri penggunaan produk dalam negeri. Contoh produk dari Smamda yakni air minum Smamda. Tak hanya itu, siswa Smamda pun juga membuat kerajinan di antaranya berupa tas totebag, kaos batik dari hasil pembelajaran P5.
Krisna berharap banyak generasi muda yang menggalakkan kampanye digital produk dalam negeri, dengan membeli produk dalam negeri, ikut andil dalam mengembangkan ekonomi bangsa.
“Marilah kita bangga bela dan beli produk buatan Indonesia, kadena hanga dengan bangga dan bela saha tidak cukup, kita harus beli dan pakai. Jangan sampai beli tapi tidak pakai,” pesannya. (*)
Penulis Eka Haris Prastiwi Editor Amanat Solikah