PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kabar duka datang dari Mekah, Arab Saudi. H Drs Burhannudin BSc MM, salah satu jamaah haji Indonesia Kloter 62 SUB wafat di RS King Faishal, Mekah, Arab Saudi, Jumat (15/9) pukul 17.00 WAS. Sebelum dibawa ke RS, almarhum jatuh di kamar mandi hotel, saat hendak persiapan shalat subuh. Diduga, karena serangan jantung.
Burhannudin adalah salah satu jamaah KBIH Baitul Atiq. Sebelum berangkat haji, pria kelahiran Pamekasan 67 tahun yang lalu itu sudah mengidap penyakit jantung koroner (PJK).
Kamis (14/9), sehari sebelum meninggal, almarhum sempat berbincang-bincang dengan Muhammad Rizal Ghithrif, jamaah haji Baitul Atiq lainnya. Kepada Rizal, Burhannudin mengungkapkan perasaan bahagianya karena sudah menjalankan rangkaian ibadah haji, di tengah sakit yang dialaminya. “Kami lakukan sujud syukur setelah selesai menjalankan rangkaian ibadah haji,” ujar Hj Mutalaklik, istri almarhum, seperti ditirukan Rizal.
(Baca juga: Subhanallah! Sudah 21 Tahun Suami Istri Ini Jamu Tamu-Tamu Allah secara Gratis di Masjid Al Haram)
Kepada Rizal, Bu Lilik, panggilan Mutalalik, juga bercerita ketika almarhum suaminya dirawat di rumah sakit, sekitar 6 bulan sebelum berangkat haji. “Waktu itu Ibu berdoa mudah-mudahan Mas Burhan segera sembuh dan bisa berangkat menunaikan ibadah haji,” ujarnya. Burhannudin sendiri sebenarnya dijadwalkan berangkat haji tahun 2016. “Tapi karena sakit, maka ditunda keberangkatannya,” ucap Lilik.
Lilik merasa bahwa ungkapan ibu mertuanya itu adalah doa. “Alhamdulillah, Mas Burhan bisa menjalankan semua rukun dan wajib haji. Itu mungkin berkat doa ibu,” ujarnya, seperti disampaikan Rizal. Ibu Burhannudin sendiri meninggal dunia beberapa waktu setelah mendoakan anaknnya.
Sebelum berangkat tarwiyah untuk memulai rangkaian ibadah haji, Pembimbing KBIH Baitul Atiq KH Aslich Maulana mengadakan koordinasi dengan para Ketua Regu dan Ketua Rombongan. Salah satu yang dibahas adalah siapa yang menjadi pendamping Burhannudin. Karena harus memakai kursi roda, akhirnya diputuskan mencari pendamping dari mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Arab Saudi.
(Baca juga: Ketika Ustadz Muhammadiyah Jadi Rebutan Jamaah Haji Berbagai Bangsa untuk Cukur Rambut saat Tahallul)
“Pak Burhannudin akan didampingi mulai dari tarwiyah, wukuf, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah, tawaf ifadah, dan tawaf wada,” kata Aslich saat itu. Untuk pendampingan itu biaya yang harus dibayar adalah 3000 SAR. Alhamdulillah, semua rangkaian ibadah haji itu sudah dijalankan oleh Burhannudin. Tinggal tawaf wada saja yang belum.
PWMU.CO sempat menyaksikan saat wukuf di Arafah, Burhannudin melakukannya di luar tenda. Dengan kursi roda, dia berwukuf di bawah sebatang pohon di pojok tenda.
Burhannuddin adalah pensiunan Penyuluh Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. “Almarhum pernah mengajar di Akademi Keperawatan Kabupaten Gresik,” ujar Rizal, yang juga dosen di Akper tersebut.
(Baca juga: Soal Hukum Umrah Berkali-kali saat Haji, Ini Kata Kyai Lamongan yang Sedang di Mekah)
Selain itu, kata Rizal, almarhum juga mengabdikan dirinya menjadi pengajar di sekolah swasta, termasuk SMA Muhammadiyah 4 Sidayu, Gresik. “Beliau masih tercatat sebagai guru di sekolah tersebut,” jelas Rizal, yang berasal dari Sidayu, tempat Burhannudin menjalani hidup sehari-hari.
“Mohon dimaafkan kesalahan Mas Burhan,” ujar Bu Lilik sambil menangis, kepada para pelayat yang menyambutnya saat tiba di Hotel Al Hejazi 717, dari rumah sakit.
Sementara itu Fatah Yasin, salah satu Ketua Rombongan Baitul Atiq mengatakan bahwa almarhum akan dishalatkan di Masjid Al Haram, Sabtu (17/8) bakda Subuh. “Dan akan dimakamkan di Pemakaman Suroya, dekat Ji’rona, Arab Saudi,” jelas Fatah.
(Baca juga: Kisah Aneh Jamaah Haji Indonesia: Umrah tanpa Sai dan Cukur Rambut)
Selamat jalan Pak Burhan. Insyaallah husnul khatimah. Doa kami, semoga haji mabrur-lah yang mengantar kepergian Pak Burhan ke haribaan Allah. Amien. (MN)