PWMU.CO – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menerima tawaran pemerintah terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk Ormas keagamaan. Ini secara resmi dinyatakan oleh Ketua PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam rapat pleno konsolidasi nasional di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu-Ahad (27-28/7/2024).
Penerimaan ini tidak secara mentah-mentah, tapi setelah melalui berbagai kajian dan riset, serta perundingan yang mendalam. Maka, kesimpulan akhir yang didapatkan adalah penerimaan IUP tersebut, dengan beberapa catatan oleh Prof Haedar.
“Uji coba pengelolaan tambang yang pro lingkungan, pro keadilan dan pro kesejahteraan masyarakat, jika tidak berhasil Muhammadiyah akan mengembalikannya ke pemerintah lagi, karena bukan niat cari profit. muhammadiyah sudah cukup,” tegas Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Persiapan Sumber Daya Manusia dari Muhammadiyah untuk Mengelola Tambang
Yang menjadi pertanyaan, apakah Muhammadiyah sudah mampu untuk mengelola pertambangan. Jika perkara sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya alam, tentu Muhammadiyah belum memilikinya. Namun, jika sumber daya manusia, setidaknya sudah ada 4 perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang memiliki program studi Teknik Pertambangan. Di antaranya:
- S-1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Akreditasi Baik, dengan SK terbaru yang keluar pada 14 Mei 2024.
- S-1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Kendari. Akreditasi Baik Sekali, dengan SK terbaru yang keluar pada 23 Januari 2024.
- S-1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Akreditasi Baik Sekali, dengan SK terbaru pada 10 Oktober 2023.
- S-1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram. Akreditasi B, dengan SK terbaru pada 29 September 2021.
- D-3 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram. Akreditasi Baik, dengan SK terbaru pada 14 Juni 2022.
Kelima program studi teknik pertambangan dari perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut bisa menjadi awal dalam menyiapkan SDM yang mumpuni di bidang tambang. Selanjutnya, Muhammadiyah diharapkan bisa memanfaatkan dengan baik ketersediaan sumber daya manusia yang tepat dari kader-kader Muhammadiyah sendiri. (*)
Penulis/Editor Wildan Nanda Rahmatullah