Fajar Ramadhan, Alumni prodi Kehutanan FPP UMM angkatan 2014 yang kini berkarir sebagai Forestry Supervisor di PT. Kapuas Bara Utama. (Istimewa/PWMU.CO).
PWMU.CO – Alumnus Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini sukses bekerja di perusahaan tambang.
Ia adalah Fajar Ramadhan, alumni angkatan 2014 yang kini menjadi Forestry Supervisor di PT. Kapuas Bara Utama. Sebagai informasi, PT. Kapuas Bara Utama merupakan perusahaan di bidang tambang batu bara.
Aktivis Kampus
Fajar sapaan akrabnya mengaku bahwa pencapaian saat ini tidak lepas dari ilmu yang telah didapat selama berkuliah di kampus putih. Selama kuliah dia juga mengaku aktif berkegiatan di organisasi internal kampus seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
“Perkuliahan di UMM ini bagus, apalagi kalau di prodi kehutanan ini tidak hanya teori saja di kelas namun juga ada praktik di lapangan. Terutama juga ada mata kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang itu sangat terpakai dalam pekerjaan saya saat ini” terang Fajar.
Selama aktif di organisasi, Fajar menuturkan bahwa ternyata secara tidak sadar hal tersebut juga mengasah softskillnya “Seperti komunikasi, berfikir kritis, dan lain sebagainya” kisahnya.
Selama menjadi Forestry Supervisor, pria asal Lumajang itu mengemban tanggung jawab dalam urusan pembukaan lahan hingga penghijauan kembali lahan yang sudah mengalami penambangan. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa menjadi seorang Forestry Supervisor memerlukan analisis yang kuat dalam membaca potensi lahan.
“Jadi saya banyak mengurusi pemetaan lahan yang nanti akan dibuka untuk lokasi pertambangan, terus juga lahan yang selesai di tambang itu kami hijaukan kembali” ujarnya.
“Bahkan sampai kepada penghitungan pajak dari lahan yang kami buka dan harus dibayarkan perusahaan kepada pemerintah itu juga menjadi tugas dari Forestry,” jelas Fajar.
Tips Kehidupan pasca Kampus
Tak lupa, ia juga memberikan tips kepada mahasiswa untuk bisa survive dalam menghadapi kehidupan sebenarnya pasca lulus dari kampus. Antara lain dengan mempertajam skill penting untuk masuk ke dalam lingkungan yang diminati.
Selain itu, juga harus bekerja keras dan senantiasa mengedepankan adab dalam bersosial.
“Anak muda harus membuat perencanaan sedini mungkin agar tahu langkah kedepan. Menentukan untuk mengasah skill apa yang dibutuhkan, jangan sampai mengasah skill yang kurang relevan dengan tujuannya” ungkapnya.
Terakhir, dia berpesan kepada seluruh mahasiswa kampus putih untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Mengingat bahwa perubahan terus berjalan, dan ilmu menjadi salah satu senjata untuk menghadapinya.
“Jangan sampai hanya stuck pada skill-skill yang bisa diotomatisasi oleh teknologi, namun harus menjadi seorang ahli di bidang yang sulit bahkan tidak bisa tergeser oleh otomatisasi teknologi” pungkasnya.
Penulis Hassanal Wildan, Editor Danar Trivasya Fikri