PWMU.CO – Sekitar 200 orang tua murid baru berkumpul di aula SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, yang beralamat di Jalan Kapasan No 73-75 Surabaya. Mereka hendak mengikuti agenda Sosialisasi Program Sekolah Tahun Pelajaran 2024/2025. Irvandy Andriansyah selaku Kepala Sekolah memanfaatkan juga untuk kegiatan parenting dengan tema, “Membangun Sinergi Orang Tua dengan Sekolah untuk Mewujudkan Generasi Kreatif yang Beradab.”
Pada sesi pertama, Irvandy Andriansyah menyampaikan program SMK Muhammadiyah 1 secara lengkap. Bahkan dalam paparannya, penguatan terkait dengan moral menjadi perhatian utama, selain pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh anak. Untuk bisa mewujudkan itu semua, maka peran orang tua sangat besar. Di sinilah membangun sinergi orang tua dengan sekolah amat dibutuhkan agar generasi kreatif yang beradab bisa terwujud.
Materi Parenting dari Najib Sulhan
Untuk mengawali materi parenting, Najib Sulhan bertanya kepada orang tua, “Siapa orang tua yang berharap anaknya kuliah angkat tangan? Siapa yang anaknya nanti setelah lulus ingin bekerja? Siapa yang ingin anaknya nikah setelah lulus SMKM 1?”
Dari pertanyaan ini, paling banyak berharap anaknya melanjutkan kuliah lagi. Sebagian kecil ingin anaknya langsung kerja. Tidak satupun yang angkat tangan dan menginginkan anaknya segera menikah. Ini menujukkan visi Pendidikan orang tua amat tinggi.
Selanjutnya Najib Sulhan berkisah tentang Nabi Musa saat dalam pelarian dan bertemu dengan dua putri Nabi Syuaib yang hendak mengambil air minum untuk kambingnya. Karena terhalang banyaknya yang mengambi air, maka Nabi Musa membantu untuk mengambilkan. Dua putri Nabi Syuaib itu pulang dan bercerita pada ayahnya. Cerita itu diabadikan di dalam surat al-Qashash ayat 26.
“Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku terimalah ia sebagai pegawai kita, sesungguhnya sebaik-baik pegawai adalah yang KUAT dan AMANAH” (al-Qashash: 26)
Dua hal inilah yang sangat dibutuhkan di dalam dunia kerja, yaitu orang-orang yang kuat. Kuat fisiknya, kuat pikirannya, merekalah orang-orang yang memiliki kompetensi. Bukan hanya itu, tetapi juga harus Amanah, yaitu dapat dipercaya. Tentu orang yang dipercaya adalah orang-orang yang jujur.
Dengan penuh semangat, Najib Sulhan menyampaikan pesan dari Imam Malik, “Ajarkanlah Adab sebelum belajar tentang ilmu pengetahuan.” Di sini dijelaskan bahwa kunci utama adab adalah kejujuran. Di dalam rumah tangga, di dunia pendidikan, dalam pemerintahan, kunci utamanya adalah kejujuran. Ketika kejujuran itu hilang, maka akan datang kehancuran.
Di depan sekitar 200 orang tua yang hadir, Najib Sulhan menyampaikan bahwa anak itu produk sukses. “Minimal ada tiga hal yang membuktikan bahwa anak adalah produk sukses. Pertama, manusia lahir dalam bentuk terbaik. Kedua, sejak dalam kandungan, anak fithrah dan melakukan persaksian dengan Allah. Ketiga, anak diberikan milyaran sel otak yang aktif dan yang masih belum aktif, lalu diberi modalitas pendengaran, penglihatan, dan hati.” Demikian paparannya.
Semua yang disampaikan didasarkan Alquran. Ternyata, meskipun anak memiliki modalitas untuk sukses, tidak sedikit yang gagal. Semua sudah disampaikan Allah di dalam surat as-Syams ayat 8 sampai 10.
“Maka Aku ilhamkan sifat jujur dan taqwa. Beruntunglah orang yang mau menyucikan potensinya. Dan merugilah orang-orang yang mengotorinya.” (as-Syams: 8-10)
Dari sinilah, maka peran orang tua dan guru sangat penting untuk bisa mewujudkan kesuksesan anak. Tiga hal yang perlu menjadi perhatian orang tua dan guru. Pertama, kenali potensi anak. Fokuslah pada kelebihan anak, jangan fokus pada kekurangan kanak. Ketika orang tua fokus pada kelebihan, maka kekurangan akan berangsur hilang. Kedua, kuatkan moralnya. Balutlah potensi anak dengan moral atau adab yang baik. Ketiga, inilah yang disebut nilai atau value bagi anak. Sukses dengan potensi dan moral yang kuat. (*)
Penulis Najib Sulhan Editor Wildan Nanda Rahmatullah