PWMU.CO – Muhammadiyah kini telah berusia 108 tahun. Meski sudah tua, tapi Muhammadiyah tidak mengalami gejala penuaan maupun gejala singair alias pikun. Demikian kalimat pembuka Prof Amien Rais mengawali tausiyah tabligh akbar di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Banyutengah, Panceng, Gresik.
”Di usia yang sudah satu abad lebih ini, Muhammadiyah tidak mudah lupa. Juga, tidak lantas nunak- nunuk (lambat),” ujar Amien di peringatan Milad ke-108 Muhammadiyah yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng, Ahad (17/9).
(Berita terkait: Sekelas Ranting Bisa Bangun Gedung Senilai Rp 5 Miliar, Diresmikan Prof Amien Rais)
Lebih lanjut Amin menyampaikan, tema ceramah tentang memberdayakan Muhammadiyah supaya mempunyai share atau punya andil dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Muhammadiyah, kata Amien, akan terasa gaungnya dan warnannya jika bisa mengkoneksikan atau menggabungkan antara perintah agama dengan kewajiban kita di dunia, yakni mampu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana terdapat dalam al-Quran Surat AT-Tau’bah.
”Islam itu mengajarkan tawasuth (tengahan, red). Karenanya, umat Islam tidak boleh hanya mengejar akhirat saja, tapi lupa urusan dunia. Demikian pula sebaliknya, hanya memburu kejayaan dunia, tapi sama sekali lupa dimensi ukrowinya,” paparnya.
(Baca juga: Amien Rais: Saya Sungguh Gagal Paham! Kok Ada Ulama yang Setuju Pemimpin Kafir )
Lalu pertanyaannya, apakah kita sudah mencapai hasanah fid dunya? apakah bangsa ini sudah betul-betul berdaulat? Dan apakah sudah menikmati keadilan sosial ekonomi?. Apakah kita juga pandai melindungi kekayaan SDM-nya, dan apakah kita sudah punya waktu yang cukup untuk memikirkan akhirat karena kebutuhan dunianya sudah terpenuhi? serta apakah bangsa ini sudah mandiri dan tidak tergantung oleh asing dan aseng? ”Jawabannya adalah masih belum. Karena menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di berbagi lini kehidupan tidaklah gampang. Tidak semudah yang kita pikirkan,” ungkapnya.
Di pihak lain, sebut Amien, ada segerombolan orang munafik yang pekerjaanya itu amar munkar, nahi makruf dan tangannya mengenggam. ”Mereka itu tidak mau berinfaq dan tidak mau beramal shalih. Bahkan, mereka itu melupakan Allah,” ungkapnya.(aan)