PWMU.CO – Fenomena politik memiliki logika sendiri yang tidak selalu bisa difahami dari pernyataan yang tersurat ataupun perilaku yang mucul di permukaan. Rangkulan tidak berarti akur, dan bersingkuran tidak berarti bermusuhan. Masing-masing memiliki misterinya sendiri. Karena itu, jika ingin mengerti yang sebenarnya terjadi, harus pandai-pandai menggali cerita di balik berita, atau makna tersirat di balik yang tersurat.
Demikian diungkapkan Nadjib Hamid, dalam Pengajian Ahad pagi, beberapa waktu lalu, di gedung Dakwah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bungah, Gresik. Lebih dari 300 jamaah mengikuti penjelasan tentang “Perkembangan Politik Aktual” itu dengan antusias.
“Politik yang sejati itu komunikasi dan lobi. Bukan semata yang ramai di permukaan. Kalau mudah percaya pada yang terlihat di permukaan, tanpa tahu hakekat yang terjadi, bisa tertipu,” tuturnya.
(Baca juga: “Terpapar” OTT Wali Kota Batu oleh KPK dan Haedar Nashir: Jangan Remehkan Politik Muhammadiyah)
Sayangnya, lanjut Nadjib, di lingkungan Muhammadiyah masih banyak yang memahami politik secara hitam putih, dan benar salah. Dianggap si A pembela Islam dan si B musuh Islam. Padahal belum tentu begitu. Akibatnya, sering marah-marah terhadap keadaan, tanpa melakukan sesuatu yang membawa kemaslahatan.
Ia mencontohkan kasus Ahok, sebagian masyarakat menganggap Muhammadiyah tidak melakukan apa pun karena tidak tampak di permukaan mengikuti hiruk-pikuk kegiatan demo Bela Islam di Jakarta.
“Padahal yang dilakukan Ketum PP Muhammadiyah, dengan melobi pihak-pihak tertentu sangat mempengaruhi langkah pemerintah dalam menentukan nasib pemimpin yang sempat keseleo lidah soal ayat al-Maidah tersebut,’ terangnya.
(Baca juga: Keterjebakan Politik Identitas dan Harapan Cak Nun pada Muhammadiyah dan Sepertinya Jokowi yang Akan Menang pada Pemilu 2019, tapi Lihatlah Ahok …)
Di akhir acara, Wakil Ketua PWM Jatim, itu mengajak warga Muhammadiyah lebih cerdas menyikapi keadaan, dan tidak mudah terprovokasi gerakan-gerakan yang merugikan Persyarikatan. “Muhammadiyah ini menggerakkan gerbong besar, yang bisa terperosok jika tidak dikendalikan dengan hati-hati, dan cerdas,” pesannya.
Lebih dari itu, ia mewanti-wanti agar warga Muhammadiyah tidak gampang menge-share berita-berita yang tidak jelas sumbernya, apalagi yang berbau fitnah. Karena hal itu, ibarat memberikan peluru gratis kepada musuh, untuk ditembakkan kepada kita. (anifah)