PCWU.CO – Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Lowokwaru Kota Malang, Muhammad Gigih Wijaya, membagikan pandangannya mengenai visi misi organisasi yang Ia pimpin serta isu-isu mengenai leadership.
Ditemui di kediamannya pada Selasa (6/8/2024), Gigih Wijaya menerangkan visinya sebagai Ketua PCPM Lowokwaru, yaitu bertumbuh bersama menuju kemajuan Pemuda Muhammadiyah Lowokwaru yang unggul dan mandiri.
“Kami mengusung spirit Fastabiqul Khairat karena kami adalah Pemuda Muhammadiyah,” tegasnya.
Jaya kemudian menjabarkan misi PCPM Lowokwaru. Menurutnya, misi pertama adalah memantapkan PCPM Lowokwaru sebagai gerakan Islam yang berkemajuan. Misi kedua adalah menentukan identitas PCPM Lowokwaru sebagai wirausahawan sosial.
Lanjutnya, misi ketiga adalah meneguhkan identitas PCPM Lowokwaru sebagai gerakan ilmu. Terakhir, misi keempat adalah menegaskan PCPM Lowokwaru sebagai gerakan politik kebangsaan.
“Dari sini, saya merumuskan nilai-nilai PCPM Lowokwaru menjadi tujuh, yaitu disiplin, infinity, unity and respect, open mind, sinergi dan kolaborasi, happy, dan Inovasi,” tambahnya.
Jaya juga menjelaskan program prioritas PCPM Lowokwaru, yakni penguatan ideologi Muhammadiyah di kalangan kader, penguatan keahlian profesi dan ekonomi kader, penguatan gerakan politik dan advokasi, penguatan kegiatan seni budaya dan olahraga, penguatan publikasi dan digitalisasi dakwah, penguatan dakwah yang menggembirakan, serta penguatan gerakan membantu sesama.
“Saya juga berharap, PCPM Lowokwaru dapat memahami fungsi dan tujuan hidup mereka atau function purpose, mencintai pendidikan atau love education, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar atau impact,” harapnya..
Selain mengungkapkan mengenai visi, misi, nilai-nilai yang dibangun, program prioritas, serta harapan untuk PCPM Lowokwaru, sosok kelahiran Papua ini juga membahas ketertarikannya dalam isu-isu leadership atau kepemimpinan.
Menurutnya, banyak dari kita hanya mengikuti arus, padahal sebagai makhluk Allah Swt, kita memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bumi.
“Seorang pemimpin itu bukan sekadar jabatan, tetapi seseorang yang dapat mempengaruhi dan memberikan dampak,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, setidaknya untuk memimpin diri sendiri.
“Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt atas dirinya sendiri, bukan orang lain. Jadi, pertama-tama, kita harus menjadi pemimpin bagi diri sendiri sebelum bisa bermanfaat bagi orang lain,” pungkasnya. (*)
Penulis Bima Primandaka Putra Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan