PWMU.CO – Program Silang Budaya dan Lawatan Sekolah Malaysia-Indonesia yang diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo telah berhasil mempererat tali persaudaraan antara siswa dua negara.
Hal ini disampaikan oleh M. Zainul Arifin, Kepala Smamda, dalam sambutan penutupan acara pada Rabu (14/8/2024).
“Selama tiga hari, mulai dari Senin hingga Rabu, anak-anak sudah terlihat sangat akrab. Meskipun pertemuan ini singkat, kebersamaan yang terjalin begitu erat,” ujar Zainul.
Acara ini diikuti oleh dua sekolah dari Malaysia, yaitu Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Seksyen 9 dan SMK Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, dengan total 32 siswa yang mengikuti berbagai kegiatan dan pembelajaran di Smamda.
Zainul juga menegaskan bahwa Smamda telah merencanakan program kunjungan balasan ke Malaysia pada tahun depan.
“Kami memiliki program unggulan yang mengharuskan siswa belajar di luar negeri. InsyaAllah, kunjungan ini akan menjadi kesempatan bagi siswa kami untuk mendapatkan pengalaman internasional yang berharga,” tambahnya.
Selama lawatan, banyak amalan baik dari para guru Malaysia yang diamati oleh tim Smamda, termasuk dalam hal visi misi, bimbingan konseling, engineering, dan bahasa Jepang.
“Kami berencana untuk mengadopsi konsep ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) dari praktik-praktik baik ini di Smamda,” ungkap Zainul.
Sebagai bentuk apresiasi, Smamda memberikan kenang-kenangan berupa hasil belajar siswa dalam bentuk batik dan wayang kulit.
“Kami berharap hasil karya ini bisa difigura dan menjadi kenangan indah bagi semua yang terlibat,” kata Zainul.
Mengakhiri sambutannya, Zainul mempersembahkan pantun:
Ke taman bunga di waktu pagi,
Harum semerbak diiringi sepoi.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan terjadi,
Namun kami berharap bertemu lagi dengan lebih baik dan kualiti.
Puan Rohaidah binti Zainal, Kepala SMK Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, membalas dengan semangat yang sama.
Ia menyatakan bahwa program Silang Budaya dan Lawatan ini membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak dan bisa menjadi dasar untuk kerja sama lebih lanjut.
“Kegiatan ini perlu terus dijalin dan ditingkatkan di masa mendatang, bukan hanya antara Malaysia dan Indonesia, tetapi juga dengan sekolah-sekolah dari seluruh penjuru dunia,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Puan Rohaidah juga mempersembahkan pantun:
Kalau ada sumur di ladang,
Bolehlah saya menumpang mandi.
Kalau ada umur panjang,
Boleh kita berjumpa lagi.
Bawa gergaji untuk diasah,
Gergaji untuk motong pelepah.
Hari ini kita berpisah,
Semoga rezeki selalu melimpah.
Program ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran budaya, tetapi juga memperkuat hubungan persaudaraan antara kedua negara, membuka peluang untuk kerja sama di masa depan, dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para siswa. (*)
Penulis Ernam Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan