PWMU.CO – Sore menjelang waktu Maghrib, sekitar pukul 17.20 wib. Kamis, 21 September 2017. 3 buah mobil beriringan meninggalkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarsono, Kota Pasuruan, atau yang lebih dikenal dengan RSUD Purut. Mobil patwal polisi di bagian terdepan, disusul oleh RSUD Purut, dan di belakangnya mobil ambulance Lazismu Pasuruan.
Ketiga mobil itu sedang menuju ke Surabaya, tepatnya RSUD dr Soetomo. Mobil yang berada di urutan kedua sedang membawa M. Kholil Asy’ari, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan. Pengemudi mobil Toyota Rush N 1018 WD yang pagi harinya pukul 09.50 wib tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Sedarum, Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Perjalanan di sore hingga malam dari Pasuruan ke Surabaya itu relatif lancar. Tidak terlalu macet sebagaimana biasanya. Tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soetomo, Kholil langsung mendapat penangangan medis para dokter yang bertugas di rumah sakit yang namanya diambil dari salah satu tokoh Muhammadiyah itu.
(Berita terkait: Mobil Rombongan Ketua Muhammadiyah Kota Pasuruan Tertabrak Kereta Api di Nguling, 1 Penumpang Wafat)
Berbagai pemeriksaan awal langsung dilakukan oleh tim medis. Terutama CT-Scan untuk melihat kondisi otak pasien: ada atau tidaknya pendarahan. Juga untuk mengetahui luka-luka lainnya untuk segera ditindaklanjuti dengan berbagai penangangan medis lebih lanjut.
“Alhamdulillah, apa yang kita khawatirkan sebelumnya tentang pendarahan di otak beliau tidak terbukti. Hasil CT-Scan menunjukkan tidak ada pendarahan di kepala atau otak,” begitu jelas Ketua Lazismu Pasuruan, Agus Salim, salah satu pihak yang mendampingi Ketua PDM sejak dari RSUD Purut.
“Sementara luka yang harus dioperasi adalah 4 tulang rusuk sebelah kiri karena patah,” tambah Agus menirukan penjelasan dokter RSUD Soetomo tentang kondisi mutakhir Kholil. Tindakan operasi untuk tulang rusuk yang patah ini dilaksanakan setelah melewati masa kritis.
(Berita terkait: Pulang dari Acara Kemenag di Lumajang, Mobil Rombongan Ketua Muhammadiyah Pasuruan yang Tertabrak Kereta Api di Nguling)
Dari pantauan PWMU.CO yang berkunjung langsung ke RSUD Soetomo, Kholil memang sedang dalam penanganan intensif oleh tim medis di IGD. Hanya saja Ustadz Kholil memang masih dalam kondisi belum sadar. “Itu diakibatkan oleh benturan yang keras,” begitu jawaban dokter tentang kondisi ketidaksadaran ini. Bukan karena ada pendarahan di otak.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, mobil yang dikemudikan oleh Kholil sedang dalam perjalan pulang ke Pasuruan setelah mengikuti acara Kemenag di Lumajang. Saat mobil sedang melintasi rel kereta api tanpa palang pintu di Sedarum, Nguling, Kabupaten Pasuruan, mesin mobil tiba-tiba mati.
Kemudian datang Kereta Api Tawang Talun dari arah timur yang langsung menabraknya. Selain mengakibatkan Kholil terluka, penumpang Ghozy Ali Murtadho, (52), meninggal dunia. Sementara 2 rekan lainnya sesama PNS Kemenag Kota Pasuruan, Bambang Sutrisno (51) dan M. Yazid, (53), mengalami luka.
Semoga lekas sembuh, ustadz Kholil. Amiin. (kholid)