PWMU.CO – Dua pesilat Tapak Suci dari SMA Muhammadiyah (SMA Muha) Genteng, Banyuwangi, berhasil mempersembahkan medali perak untuk sekolah dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat bertajuk Jember the Real Fighter Championship 2024.
Kejuaraan ini diadakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jember selama dua hari, mulai Sabtu hingga Ahad (17-18/8/2024), di Gedung Olahraga Pusat Kegiatan Pemuda Seni dan Olahraga (GOR PKPSO), Jl. Nusantara, Kaliwates, Jember.
Kejurnas ini diikuti oleh sekitar 300 pesilat dari 40 perguruan pencak silat yang berasal dari tujuh kabupaten di Jawa Timur, serta delegasi dari Bali dan Sumatra Utara.
Kompetisi yang ketat tersebut menghasilkan prestasi yang membanggakan bagi SMA Muha, dengan dua pesilatnya yang berhasil meraih medali perak.
Pesilat pertama, Mohammad Valenta Rizky (kelas XII MIPA 3), bertanding di kategori tanding putra remaja kelas C (45 kg – 48 kg). Di babak final, Valenta harus mengakui keunggulan Moh. Fernando dari perguruan Senkin Jember, dan dengan demikian, meraih medali perak.
Pesilat kedua, Zahra Ghaitsa Rahma (kelas X-4), bertanding di kategori tanding putri remaja kelas A (39 kg – 42 kg). Zahra juga berjuang keras hingga babak final, namun harus puas dengan medali perak setelah dikalahkan oleh pesilat dari SMAN 1 Jabon, Sidoarjo.
Penghargaan di Upacara Bendera
Untuk memotivasi peserta didik, SMA Muha memberikan penghargaan (reward) kepada siswa yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Penghargaan ini disesuaikan dengan tingkat wilayah—baik kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional—dan diumumkan saat upacara bendera hari Senin, agar dapat diketahui oleh seluruh siswa.
“Selamat kepada nanda Valenta dan Zahra atas prestasinya. Semoga ini menjadi penyemangat bagi siswa lain untuk meraih prestasi,” ujar Hj. Ani Sudarmi, pembina upacara, saat menyerahkan piala dan reward dari sekolah kepada kedua pesilat tersebut.
Permintaan Maaf dari Pelatih
Di tempat terpisah, Mochamad Ichwan, pelatih sekaligus pembina ekstrakurikuler Tapak Suci di SMA Muha, menyampaikan permintaan maaf kepada sekolah.
“Atas nama pembina ekstra, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya belum bisa memberikan yang terbaik. Kami sudah berusaha maksimal, tapi hasilnya hanya mampu mempersembahkan medali perak,” ungkapnya dengan rendah hati.
Piala dari Kejurnas ini akan disimpan di sekolah, sementara medali dan sertifikat yang ditandatangani oleh Sekretaris Menpora, DR. Gunawan Suswantoro, akan dibawa pulang oleh masing-masing siswa yang berprestasi.
Penulis Abdul Muntholib Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan