PWMU.CO – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kediri Raya (PC IMM Kediri Raya) menyelenggarakan kegiatan sekolah kebangsaan yang bekerja sama dengan Tular Nalar Mafindo. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 100 mahasiswa di Gedung Aula TK Aisyiyah Bustanul Atfal Banjaranyar Kediri, Sabtu (24/08/2024)
Tular Nalar merupakan program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana. Telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoax melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Dikembangkan dan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Tular Nalar membuat website yang bisa dikunjungi kapanpun (https://tularnalar.id/tentang-kami/) dan juga bisa melalui platform media sosialnya yaitu instagram (https://www.instagram.com/tularnalar/).
Tentang MAFINDO
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didekasikan untuk memerangi misi informasi dan hoax. Berdiri pada tahun 2016 dan sudah memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan.
Mafindo memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi public, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumpur. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, MAFINDO membuat website yang bisa dikunjungi kapanpun (https://mafindo.or.id/tentang-mafindo/).
Kegiatan ini bertemakan “Pilkada Serentak 2024: Pengindraan Hoax untuk Pemilu” yang di mana dalam pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi digital dan kemampuan kritis peserta dalam menghadapi hoax terutama menjelang Pilkada serentak ini. Tular Nalar merupakan program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, serta Love Frankie sebagai mitra pelaksana yang berfokus pada pengaturan individu untuk menghadapi hoax.
Santi Indra Astuti selaku manager program Tular Nalar ini mengemukakan, Tular Nalar sudah hadir sejak tahun 2020 untuk menanamkan kebiasaan berfikir kritis dikalangan kita saat menghadapi arus informasi yang terus terang saat ini sangat menantang.
Tular Nalar
Pemateri Tular Nalar Mavindo disampaikan oleh Erfanda yang membahas tentang empat segmen utama yang ada dalam pelatihan tersebut, yaitu Pemilu, Demokrasi, Pengindraan Hoax dan Waspada Sanksi. Materi pelatihan kali ini disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi yaitu dengan konteks Pilkada Serentak.
“Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat individu agar kebal terhadap hoax yang mungkin muncul selama Pemilu dan Pilkada serentak,” penjelasan Erfanda.
Dalam penyampaian materi tidak hanya disampaikan secara teori melainkan peserta juga dilibatkan dalam praktik langsung tentang bagaimana pengindraan hoax, mempersiapkan mereka dalam menghadapi Pilkada Serentak yang akan di laksanakan pada tanggal 27 November 2024.
Masfuq Difa selaku Ketua Bidang Majelis Hikmah PC IMM Kediri Raya berpendapat bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mencegah hoax.
“Kami berharap pengetahuan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama menjelang pesta demokrasi,” ungkapnya.
Ketua PC IMM Kediri Raya, Alfan Abdillah juga mengapresiasi program tersebut, terutama bagi mahasiswa baru yang akan menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali.
“Pelatihan ini membuat peserta lebih memahami tentang demokrasi dan bisa lebih kritis dalam menerima informasi untuk menghindari hoax,” tambanhnya.
Hajar Khoirun Nisa, salah satu peserta merasa bahwa pelatihan ini sangat seru, menarik dan berguna bagi mahasiswa khususnya generasi Z yang baru mengenal dunia demokrasi.
“Pada pelatihan ini, kita bisa belajar bersama bagaimana cara memilah berita hoax dan berita yang bukan hoax dalam kontestasi pemilu di Indonesia ini. Kami juga berharap akan adanya kegiatan Tular Nalar yang ke dua atau bisa dikatakan Berkelanjutan,” ujarnya.
Penulis Rizka Nur Fadhilah Editor Amanat Solikah